Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2022, 10:00 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Ada lebih banyak ras anjing dibandingkan dengan kucing di dunia.

Federasi Anjing Dunia mengakui lebih dari 300 jenis anjing yang berbeda. Sementara itu, Asosiasi Pemelihara Kucing hanya mencatat adanya 42 ras.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Tom Gilbert, seorang profesor paleogenomik di University of Copenhagen, menyebut bahwa kemungkinan itu ada hubungannya dengan fungsi kedua hewan tersebut di masa lalu. Menurut dia, berdasarkan perspektif sejarah anjing jauh lebih berguna daripada kucing.

Mengutip Phys.org, Sabtu (1/10/2022); semua anjing dijinakkan dari serigala. Hewan tersebut merupakan hewan sosial yang hidup berkelompok dan bekerja sama. Mereka juga cenderung mendengarkan pemimpinnya yang disebut alfa. Peran itu dapat digantikan oleh manusia.

Baca juga: Anjing Bisa Mendeteksi Seseorang yang Alami Stres

"Semua karakteristik ini menunjukkan bahwa anjing dapat dilatih untuk melakukan banyak hal yang berguna bagi manusia, seperti menarik dan membawa barang, berburu, dan melindungi," terang Gilbert.

Di sisi lain, sebagian besar kucing adalah mahluk soliter yang cenderung memiliki hubungan ambivalen dengan manusia.

"Karena kucing tak berasal dari hewan yang sangat sosial, Anda tak bisa membuat kucing rumahan melakukan banyak hal. Jadi sementara anjing dibiakkan untuk melakukan tugas yang berbeda, kucing sebagian besar untuk penampilan. Hasilnya adalah lebih banyak ras anjing daripada ras kucing," ungkap Gilbert.

Untuk menyoroti betapa pentingnya kecenderungan sosialisasi ini, kita hanya perlu melihat kasus anak kucing liar.

Baca juga: Bolehkan Anjing Makan Timun? Simak Penjelasannya

Gilbert menjelaskan, jika seekor kucing yang melarikan diri dan menjadi liar, kemudian melahirkan anak kucing; anak-anak kucing itu hampir tak dapat dijinakkan jika tak melakukan kontak dengan manusia.

Ini berbeda dengan anjing jalanan yang misalnya lantas diadopsi, ikatan masih bisa terbentuk dengan pemiliknya dan dapat dijinakkan.

"Anda dapat mengubah perilaku hewan jika memang dasarnya sudah ada perilaku yang berkaitan. Contohnya, meski kucing adalah pemburu yang hebat, Anda tak dapat membiakkan kucing untuk berburu berdasarkan perintah karena perilaku itu sejak awal tidak pernah ada," papar Gilbert.

Baca juga: Mirip Manusia, Anjing Bisa Terkena Demensia

Dengan kata lain, kucing pada dasarnya resisten secara alami untuk melakukan berbagai fungsi yang sering dikaitkan dengan domestikasi.

Sementara itu, anjing sejak awal dibiakkan semata-mata untuk tujuan tertentu. Hanya dalam 100 tahun terakhir, kita mulai memilih berdasarkan penampilannya.

Saat ini, beberapa anjing pun masih dibiakkan untuk tujuan tertentu, misalnya anjing yang membantu manusia untuk menangani PTSD, anjin penuntun orang buta, anjing pelacak dan lain-lain.

Lagi-lagi, itu adalah tugas baru yang bisa dilakukan anjing, bukan kucing.

"Ini sekali lagi menunjukkan mengapa anjing lebih berguna daripada kucing. Dan sebagai hasilnya, kita memiliki lebih banyak ras anjing daripada ras kucing," pungkas Gilbert.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com