Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjing Bisa Mendeteksi Seseorang yang Alami Stres

Kompas.com - 29/09/2022, 16:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkap anjing mampu mendeteksi seseorang yang sedang dalam kondisi stres.

Seseorang yang stres diketahui memiliki perubahan fisiologis, seperti misalnya pada napas dan keringatnya.

Anjing dalam hal ini mampu mendeteksi perubahan tersebut dengan akurasi 93,75 persen.

Baca juga: Anjing Menangis Saat Bertemu Kembali dengan Pemiliknya

Hasil temuan tesebut kemudian dipublikasikan di jurnal akses terbuka PLOS ONE oleh Clara Wilson dari Queen's University Belfast, di Inggris bersama rekan-rekannya.

Mengutip Phys, Kamis (29/9/2022) bau yang dikeluarkan oleh tubuh merupakan sinyal kimia yang telah berevolusi sebagai bagian untuk komunikasi.

Para peneliti pun lantas bertanya-tanya, apakah anjing dapat merasakan sinyal tersebut, mengingat hewan berbulu ini memiliki indra penciuman yang luar biasa.

Dalam studi terbaru, peneliti kemudian mengumpulkan sampel napas dan keringat dari orang non-perokok yang tak makan dan minum dalam waktu dekat.

Sampel dikumpulkan sebelum dan sesusah tugas aritmatika yang serba cepat, bersama dengan tingkat stres yang dilaporkan sendiri dan ukuran fisiologis objektif seperti detak jantung (HR) dan tekanan darah (BP).

Empat anjing dari ras berbeda kemudian dilatih untuk menemukan sampel stres peserta.

Hasilnya, anjing mampu mendeteksi sampel dari peserta yang mengalami peningkatan stres karena tugas, serta mengalami peningkatan detak jantung, dan tekanan darah selama tugas.

Secara keseluruhan, anjing dapat mendeteksi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap perilaku stres pada sampel berdasarkan 675 dari 720 kali percobaan atau sebanyak 93,75 persen lebih besar dari yang diharapkan.

Baca juga: Awas, Stres Berlebihan Bisa Memicu Serangan Jantung, Studi Jelaskan

Peneliti pun kemudian menyimpulkan, bahwa anjing dapat mendeteksi bau yang terkait dengan perubahan Senyawa Organik Volatile yang dihasilkan oleh manusia sebagai respon terhadap stres.

"Studi ini menunjukkan, bahwa anjing dapat membedakan antara napas dan keringat manusia sebelum dan sesudah tugas yang memicu stres," tulis peneliti dalam studinya.

"Temuan juga memberi tahu kita, bahwa respons stres psikologi akut, negatif, mengubah profil bau napas serta keringat dan anjing dapat mendeteksi perubahan bau ini." 

Temuan juga memberikan wawasan lebih banyak mengenai hubungan manusia-anjing dan harapannya mampu untuk mendukung kondisi psikologis manusia seperti kecemasan, serangan panik, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Baca juga: Berevolusi Jadi Lebih Kecil, Bikin Anjing Siberia Kuno Bergantung dengan Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com