Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Jantung Koroner, Ketahui Penyebab dan Cara Mendiagnosisnya

Kompas.com - 22/09/2022, 21:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit jantung koroner masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Bahkan, data penelitian REPORT-HF menunjukkan, bahwa penyakit gagal jantung di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh penyakit jantung koroner atau penyakit jantung iskemik.

Penyebab penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika suplai darah jantung tersumbat atau terganggu oleh penumpukan zat lemak di arteri koroner.

Seiring bertambahnya usia, dinding arteri bisa dipenuhi dengan timbunan lemak. Proses ini dikenal sebagai aterosklerosis dan timbunan lemak disebut ateroma.

Baca juga: Penyakit Jantung Koroner Bisa Dialami Usia Muda, Kenali Faktor Risiko dan Gejalanya

Aterosklerosis dapat disebabkan oleh faktor gaya hidup, seperti merokok dan minum alkohol berlebihan secara teratur.

Seseorang akan lebih berisiko mengalami timbunan lemak di dinding arteri jantung, jika memiliki kondisi seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi (hipertensi) atau diabetes.

Timbunan lemak bisa pecah sehingga menimbulkan gumpalan darah yang menyebabkan penyumbatan total dan terganggunya aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini akan menyebabkan seseorang mengalami nyeri dada yang sangat hebat, yang dikenal dengan serangan jantung,

Jika tak segera mendapat pertolongan medis, serangan jantung bisa berakibat fatal mengakibatkan henti jantung.

Baca juga: Apa Itu Pemasangan Ring Jantung untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner?

Nyeri pada dada disebabkan jantung koroner Nyeri pada dada disebabkan jantung koroner

Mendiagnosis penyakit jantung koroner

Dalam virtual Press Conference 31st Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association (ASMIHA), Kamis(22/9/2022), dikatakan dokter spesialis jantung dr Siska Suridanda Danny, Sp.JP(K), untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner, ada tiga komponen pemeriksaan yang perlu dilakukan.

1. Keluhan pasien

- Nyeri dada berat
- Dapat disertai sesak napas/ keringat dingin/ mual-muntah/ pingsan

2. Pemeriksaan EKG/ Rekam jantung

- Adanya gangguan aktivitas listrik akibat cedera otot jantung
- Adanya ST elevasi/ ST depresi/ T inversi

3. Pemeriksaan protein jantung

- Terdeteksinya protein sel jantung di dalam darah
- Terdeteksinya cardiac troponins CK/ CK-MB

Dokter Siska menekankan, pentingnya melakukan cek kesehatan secara rutin, untuk mendeteksi adanya penyakit-penyakit yang bisa menjadi faktor risiko dan bahkan deteksi dini penyakit jantung koroner.

“Semakin tua, semakin tinggi risiko adanya kerusakan pada tubuh. Tahun lalu mungkin kolesterol masih aman, tapi tahun ini belum tentu. Untuk mengetahuinya harus cek kesehatan,” ujar dr Siska.

Selain itu ia menegaskan, menjalani komponen pola hidup sehat, mulai dari olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, pola makan tinggi serat dan rendah lemak, serta tidak merokok dapat membantu mencegah penyakit jantung koroner.

Baca juga: Kapan Pasien Penyakit Jantung Koroner Harus Jalani Operasi Bypass Jantung?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com