Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2022, 10:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Petir merupakan salah satu fenomena alam tertua yang bisa diamati di Bumi. Proses terjadinya petir tak terlepas dari peran elektron-elektron yang ada dalam awan.

Petir sangat panas. Kilat yang dihasilkan selama proses terjadinya petir, dapat memanaskan udara di sekitarnya hingga suhu lima kali lebih panas dari permukaan Matahari.

Panas ini menyebabkan udara di sekitarnya mengembang dan bergetar dengan cepat yang lantas menciptakan guntur menggelegar sesaat setelah melihat kilatan petir.

Lalu, bagaimana proses terjadinya petir?

Menurut Guru Besar pada Kelompok Keahlian (KK) Teknik Ketenagalistrikan, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) Reynaldo Zoro, petir terjadi karena adanya lompatan elektron-elektron dari ke Bumi.

Seperti dikutip dari laman resmi ITB, ia menjelaskan petir terbentuk dari awan Cumulonimbus. Di dalam awan tersebut terdapat partikel bermuatan positif dan negatif. Partikel yang positif tersebut berkumpul di atas dan negatif berkumpul di bawah.

Saat partikel tersebut saling bergesekan dan energinya cukup maka akan dilepaskan dalam bentuk petir. Menurut Zoro pula, ada tiga syarat yang harus dipenuhi supaya terjadi petir.

Baca juga: Apa Manfaat Petir untuk Kehidupan?

Proses terjadinya petir yang pertama adalah adanya panas Matahari yang menguapkan air, kedua yaitu partikel mengambang di udara yang biasanya dari garam laut atau polutan industri, serta ketiga adalah kelembaban suatu daerah.

Dampak sambaran petir

Petir adalah fenomena yang tak hanya spektakuler tetapi juga berbahaya. Seperti yang ditulis di National Geographic, sekitar 2.000 orang tewas di seluruh dunia oleh petir setiap tahun.

Orang yang selamat dari sambaran petir dapat pula menderita berbagai gejala yang bertahan lama, termasuk kehilangan ingatan, pusing, lemah, mati rasa, serta penyakit yang mengubah hidup lainnya.

Sambaran petir juga dapat menyebabkan serangan jantung dan luka bakar yang parah. Panas petir yang ekstrem akan menguapkan air di dalam pohon dan menciptakan uap yang dapat menghancurkan pohon.

Tak hanya manusia dan makhluk hidup, National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) juga menyebut petir dapat merambat lebih jauh melalui air, pagar logam, saluran listrik atau pipa ledeng.

Akibatnya, petir dapat merusak apapun yang dilaluinya sehingga akhirnya dapat menyebabkan konsleting listik, kebakaran, dan menganggu sistem komunikasi.

Baca juga: Ilmuwan Deteksi Sambaran Petir Paling Kuat dan Langka, Seperti Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com