Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayapada Hospital

Mayapada Hospital merupakan salah satu rumah sakit swasta terbaik yang didirikan oleh Mayapada Healthcare Group. Bekerjasama dengan National Healthcare Group (NHG) Singapore, Mayapada Hospital menyediakan pelayanan kesehatan berstandar internasional di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Surabaya.

Selalu Sakit Kepala Saat Mengerjakan Skripsi, Apakah karena Stres?

Kompas.com - 03/09/2022, 19:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com - Seorang pembaca perempuan Kompas.com berinisial EWT, usia 23 tahun, menanyakan mengenai kesulitannya fokus dalam mengerjakan skripsi ke subrubrik Halo Prof! Kompas.com:

"Belakangan ini saya sulit sekali fokus mengerjakan skripsi saya sudah mencoba dengan setiap hari mulai mengerjakan berharap sedikit sedikit bisa selesai tapi entah mengapa sering kali kepala saya merasa tegang sehingga menganggu proses berfikir saya. Apakah ini pertanda bahwa saya stres? Terima kasih."

Pertanyaan ini dijawab oleh RA. Oriza Sativa S. Psi, Psikolog, CH, CCR, Psikolog dari Mayapada Hospital Kuningan Jakarta. Berikut paparannya:

Halo EWT, saya bantu jawab pertanyaan ya.

Baca juga: Sakit Kepala Selama 3 Hari, Apa Sebabnya?

Ketika Anda merasa sulit konsentrasi apalagi setiap kali mencoba menyelesaikan skripsi namun gagal ditandai dengan adanya rasa sakit di kepala, kemungkinan besar Anda sedang mengalami stres.

Stres adalah respons psikologis akibat adanya tekanan psikis yang berlebihan. Tekanan, jika dalam batas yang wajar (disebut eustress) justru akan berdampak positif bagi psikis kita, karena akan meningkatkan motivasi sehingga menimbulkan prestasi. Namun jika tekanan berlebihan dan di luar batas kemampuan orang tersebut maka akan terjadi kondisi yang di sebut disstress, sehingga orang tersebut mengalami stres.

Ada berbagai gejala yang dirasakan seseorang saat mengalami stres, salah satunya tentu saja sulit untuk fokus dan membangun konsentrasi, dan berdasarkan cerita yang Anda alami, kemungkinan besar Anda mengalami stres saat berhadapan dengan stressor.

Stressor adalah hal – hal atau faktor yang menyebabkan stres. Stressor yang di maksud adalah materi skripsi yang Anda harus selesaikan.

Perlu dipahami bahwa jika stressor menetap dan organisme tidak mampu merespons secara efektif akibat gagal beradaptasi melaui sistem coping mechanisme (sistem secara psikologis yang dimiliki manusia dalam menyelesaikan masalah) yang dimiliki; maka fisik akan merespons sebagai jawaban atas beratnya beban psikis yang dirasakan oleh orang tersebut. Hal inilah yang di sebut dengan istilah psikosomatis.

Baca juga: Benarkah Tekanan Darah Tinggi Menyebabkan Sakit Kepala?

Saudari EWT yang tiap kali akan menyelesaikan skripsinya namun kepalanya terasa sakit jelas mengalami psikosomatis. Psikosomatis yang dialami, dirasakan sebagai gejala musculoskeletal, yaitu kaku otot–otot terutama leher dan tegang kepala atau bisa juga nyeri kepala sebagai bagian dari gejala kardiovaskular dengan gangguan seperti migrain.

Hal–Hal apa yang perlu dilakukan dalam menghadapi situasi ini?

Hal pertama yang harus dipahami adalah bahwa stres haruslah dihadapi (fight) bukan dihindari (flight). Dalam menghadapi stres, kita harus melakukan rangkaian hal yang kita sebut dengan stress management. Stress management adalah segala bentuk pengontrolan terhadap: gaya hidup, pikiran, emosi dan cara kita dalam menangani masalah.

Konkretnya: lakukanlah time management (manajemen waktu), perbaiki kemampuan dalam mengelola prioritas masalah, membiasakan mengolah jiwa dengan berpikir positif setiap saat serta melakukan a way out (jalan keluar) yang konstruktif terhadap masalah–masalah yang sedang dihadapi.

Ingat, jangan melakukan kebiasaan penundaan (procrastination) yang justru akan memperparah dan memperpanjang masalah Anda.

Baca juga: Sakit Kepala dan Pusing Bisa Jadi Gejala Omicron, Kapan Harus Tes Covid-19?

Upaya penanganan terhadap stres akan disesuaikan dengan konsisi psikosomatis, tingkat stres serta tipologi kepribadian Anda serta support system yang Anda punya. Oleh karena itu, disarankan agar segera berkonsultasi kepada psikolog terdekat agar dapat menuntun Anda menyelesaikan masalah dengan tepat.

Demikian saran dan masukan dan saya, semoga bermanfaat.

RA. Oriza Sativa S. Psi, Psikolog, CH, CCR

Psikolog Mayapada Hospital Kuningan Jakarta

Mayapada Hospital RA. Oriza Sativa S. Psi, Psikolog, CH, CCR Psikolog Mayapada Hospital Kuningan Jakarta

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com