Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Pari Manta Hampir Punah, Ini Pentingnya Peran Stasiun Pari Manta di Raja Ampat

Kompas.com - 01/09/2022, 11:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Ikan Pari Manta (Manta birostris) adalah salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia yang saat ini sudah hampir punah, namun, masih bisa dijumpai di sejumlah perairan di Raja Ampat. Sangat penting data populasi ikan hingga peran stasiun ikan pari manta di Raja Ampat.

Populasi Pari Manta sedang mengalami tekanan akibat kegiatan perikanan dan pariwisata yang belum dilakukan secara bertanggung jawab, serta polusi di laut yang terus meningkat.

Kelalaian pariwisata dan polusi dapat menyebabkan ketidaksesuaian atau degradasi habitat yang dapat memengaruhi kualitas hidup dari spesies tersebut.

Untuk itu, penguatan kajian dan pengelolaan spesies terancam punah seperti pari manta sangat dibutuhkan untuk memastikan kelestarian spesies tersebut.

Penerapan sains dan teknologi dalam mendukung pengelolaan Pari Manta dan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam mengembangkan mata pencaharian yang berkelanjutan diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas hidup Pari Manta dari ancaman populasi.

Baca juga: Ikan Pari Manta, Ikan Pari Terbesar di Dunia yang Terancam Punah

Data ikan Pari Manta

Mendata ikan Pari Manta menjadi salah satu hal yang dilakukan oleh para pihak terkait untuk meningkatkan populasi mamalia laut yang bisa memiliki lebar tubuh dari ujung sirip dada ke ujung siri lainnya mencapai hampir 6-8 meter, dengan berat tubuh mencapai sekitar 3 ton.

Data ikan Pari manta ini didapatkan dari hasil studi “Natural History of Manta Rays in the Bird’s Head Seascape, Indonesia, with an Analysis of the Demography and Spatial Ecology of Mobula Alfredi”.

Hasil studi ikan pari manta tersebut menunjukkan banyaknya situs agresi pari manta di Selat Dampier dan Waigeo Barat, Raja Ampat.

Selain itu, studi ini juga mengidentifikasi empat habitat pembesaran juvenil Pari Manta di Laguna Wayag dan Hol Gam.

Kajian studi data ikan pari manta ini dilaksanakan pada April-November 2021 di tiga KKP di Kepulauan Raja Ampat, yakni Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Selat Dampier, Suaka Alam Perairan (SAP) Raja Ampat, dan SAP Waigeo Sebelah Barat.

Baca juga: Taman Nasional Komodo Jadi Rumah Pari Manta Terbesar di Dunia

Kegiatan kajian sensus populasi dan pola pergerakan Pari Manta merupakan implementasi proyek Coremap-CTI World Bank yang dilaksanakan oleh Yayasan Reef Check Indonesia melalui Indonesia Climate Change Trust Fund- Kementerian PPN/Bappenas, dan bersama pihak-pihak terkait lainnya.

Para peneliti dalam kajian ini berupaya untuk memahami penggunaan habittat juvenil pari manta karang di daerah pembesaran, memahami pola migrasi pari manta di daerah yang masih belum banyak dikaji, dan memantau situs agregasi manta sekaligus mengeksplorasi habitat kritis lain yang belum pernah teridentifikasi.

Ada 3 pendekatan yang digunakan, yaitu identifikasi fotografis, telemteri satelit, dan telemetri satelit, dan telemetri akustik pasif.

1. Individu ikan Pari Mata baru

Dari kajian tersebut, didapatkan sekitar 35 foto-ID Pari Manta Karang (Mobula alfredi) dari 29 individu yang berbeda.

Baca juga: Studi Ungkap Ikan Pari Ternyata Memproduksi Suara

Sebanyak 15 individu dari 29 individu ini sudah ada di dalam katalog basis data Pari Manta di Raja Ampat. Sedangkan, 14 individu lainnya merupakan individu baru yang belum pernah didokumentasikan.

Dari 14 individu baru ini, 6 didokumentasikan di Laguna Wayag, 6 individu di Yefnabi KEcil, dan 2 individu lainnya di Manta Sandy dan Dayan.

Hal yang menarik dalam temuan ini adalah 11 dari 14 individu baru ini merupakan juvenil (golongan muda).

2. Habitat ikan Pari Manta

Pendekatan telemtri akustik pasif digunakan untuk memantau penggunaan habitat oleh Pari Manta dengan memanfaatkan sinyal akustik yang dipancarkan oleh tag akustik, di Laguna Wayag, Hol Gam dan Yefnabi.

Hasilnya ditemukan sebanyak 16 deteksi akustik di Hol Gam dari seekor Pari Manta, yang menunjukkan bahwa ikan itu sedang berada di sekitar lokasi di pasangnya tag.

Baca juga: Nelayan Tangkap Ikan Pari Air Tawar Raksasa di Sungai Mekong, Seperti Apa?

Kemudian, 4 deteksi akustik dari 2 individu yang berbeda di Yefnabi Besar. Sedangkan, yang terbanyak ditemukan adalah di Laguna Wayag yaitu sekitar 8.266 deteksi.

Deteksi ini direkam pada 99 hari yang berbeda dari total 110 hari durasi pemantauan, yang menunjukkan bahwa juvenil pari manta karang di Laguna Wayag terdeteksi hampir setiap
hari selama sekitar 3,5 bulan.

3. Distribusi ikan Pari Manta

Selain mencari tahu habitat ikan Pari Manta, para peneliti juga mencari tahu distribusi ikan yang satu ini dengan telemetri satelit.

Pendekatan ini dilakukan dengan memanfaatkan lokasi GPS yang dipancarkan oleh tag satelit. Sebanyak 5 tag satelit dipasangkan pada Pari Manta di Dayan dan Yefnabi Kecil.

Ikan Pari Manta yang dipilih dalam pemasangan satelit tag ini adalah pari manta juvenil dan dewasa.

Baca juga: Hiu dan Ikan Pari di Ambang Kepunahan, Apa yang Bisa Dilakukan?

Hasilnya ditemukan dalam pendekatan ini yaitu satu pari manta ternyata bermigrai antara KKPD Selat Dampier dan SAP Raja Ampat.

Pari Manta ini menghabiskan beberapa waktu di sekitar Dayan dan Wai di KKPD Selat Dampier, serta perairan sekitar Yefnabi Kecil di SAP Waigeo Raja Ampat.

Sementara, satu ikan Pari Manta muda yang dipasangi tag satelit di Yefnabi Kecil terdeteksi menghabiskan banyak waktu di Kepulauan Fam sebelah barat Selat Dampier.

Penggunaan tag satelit ini menunjukkan adanya pergerakan Pari Manta di Perairan Waigeo Barat di sekitar Pulau Kawe yang berada di luar jejaring KKP di Raja Ampat.

Menariknya hal ini ternyata memperkuat temuan sebelumnya dari studi “Site Fidelity and Movement Patterns of Reef Manta Rays (Mobula alfredi: Mobulidae) Using Passive Accoustic Telemetry in Northern Raja Ampat, Indonesia” yang dipublikasikan di jurnal internasional pada tahun 2018.

Selain itu, temuan ini juga memperkuat studi tentang Kepulauan Fam yang diidentifikasi sebagai habitat pembesaran juvenil atau Pari Manta muda.

Tidak hanya itu, ini juga menunjukkan adanya konektivitas antara kepulauan Fam dan Yefnabi Kecil yang merupakan lokasi agregasi penting Pari Manta di SAP Raja Ampat di Waigeo Barat.

Baca juga: Cara Ikan Pari Berkembang Biak

Stasiun ikan Pari Manta di Yefnabi

Selain kajian untuk mengumpulkan data mengenai ikan Pari Manta di Raja Ampat, pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini pun membuat stasiun pemantauan Pari Manta di Yefnabi.

Mikael mengatakan, stasiun Pari Manta ini akan meningkatkan kapasitas masyarakat dan pihak-pihak berwenang dalam melestarikan dan menjaga populasi ikan Pari Manta dari kepunahan.

“Stasiun pemantauan Pari Manta ini juga dijadikan tempat untuk cleaning dan feeding, serta menjadikan SAP Raja Ampat menjadi tempat wisata lengkap,” kata Mikael yang akrab disapa Toto di Yefnabi, (26/3/2022).

Stasiun pemantauan Pari Manta ini juga dijadikan tempat untuk kelompok masyarakat pengawas melakukan kegiatan mengawasi, menerima laporan apakah melihat ilegal fishing (penangkapan ikan secara ilegal) baik itu Pari Manta dan jenis ikan-ikan lainnya, termasuk terumbu karang, serta melaporkan orang-orang yang masuk atau datang ke wilayah sekitar habitat dan distribusi ikan Pari Manta di sana.

Hal itu mereka lakukan untuk menjaga populasi ikan Pari Manta di alamnya, menjaga populasi ikan-ikan yang bisa ditangkap nelayan, menjaga terumbu karang, dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat baik itu dari hasil tangkapan bernelayan, wisatawan, dan menjual produk-produk lokal.

Baca juga: Unik dan Langka, Ada Ikan Pari Manta Berwarna Pink di Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com