Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2022, 13:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rubah merah (Vulpes vulpes) adalah salah satu spesies dari kelompok hewan rubah (Vulpes).

Rubah merah kerap kali dianggap sebagai simbol kelicikan hewan, dan menjadi sumber cerita rakyat yang ramai di masyarakat.

Habitat alami rubah merah

Melansir Britannica edisi Senin (29/8/2022), rubah merah memiliki distribusi alami terbesar dari semua mamalia darat kecuali manusia.

Di dunia lama, rubah merah tersebar hampir di seluruh Eropa, Asia beriklim sedang, dan Afrika Utara.

Baca juga: Mengenal Rubah, Habitat dan Morfologi Tubuh

Sementara, di dunia baru disebutkan bahwa rubah merah lebih banyak mendiami sebagian besar Amerika Utara. Bahkan, kini paling banyak ditemukan di benua Australia.

Habitat alami rubah merah adalah lanskap campuran, tetapi mereka hidup di lingkungan mulai dari tundra Arktik hingga gurun gersang.

Rubah merah beradaptasi sangat baik dengan kehadiran manusia, berkembang di daerah dengan lahan pertanian dan hutan, dan populasinya dapat ditemukan di banyak kota besar dan pinggiran kota.

Rubah merah kawin di musim dingin. Setelah masa kehamilan 7 atau 8 minggu, betina (vixen) melahirkan 1-10 (rata-rata 5) atau lebih bayi.

Bayi rubah merah biasanya disebut dengan pups, cubs, atau kits.

Baca juga: Serigala dan Rubah Tampak Serupa, Apa Saja Perbedaannya?

Mereka melahirkan anaknya di sarang, yang biasanya berupa liang yang ditinggalkan oleh hewan lain.

Anak-anaknya akan tetap di sarang selama sekitar lima minggu dan dirawat oleh kedua orangtuanya sepanjang musim panas.

Saat musim gugur tiba, anak-anak rubah merah itu akan keluar dari sangkarnya dan belajar mandiri hingga dewasa.

Sementara, populasi rubah di daerah pedesaan seringkali dibatasi oleh keberadaan koyote, yang memburu mereka.

Koyote atau serigala prairi adalah anggota dari keluarga Canidae dan kerabat dekat dari Serigala abu-abu.

Baca juga: 7 Hewan Paling Setia di Dunia, dari Angsa hingga Serigala

Studi menunjukkan, bahwa rubah menyukai area yang lebih terawat dan berkembang, seperti lingkungan perubahan, lapangan atletik, dan taman kota.

Mereka juga menunjukkan pola menghindari habitat yang lebih alami dan kurang dibangun, seperti hutan, lapangan terbuka, dan bentuk ruang hijau lainnya yang sering dikunjungi oleh koyote.

Saat ini, rubah merah sering diburu untuk olahraga dan untuk kulitnya merupakan salah satu andalan dalam perdagangan bulu hewan.

Namun, beberapa negara menganggap rubah merah ini pembawa utama rabies, sehingga hewan yang satu ini sengaja ingin dimusnahkan.

Beberapa negara terutama Inggris dan Perancis, memiliki program pemusnahan dan vaksinasi ekstensif yang bertujuan untuk mengurangi kejadian rabies pada rubah merah.

Baca juga: 4 Fakta Anjing Liar Afrika, Hewan Mirip Serigala yang Terancam Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com