KOMPAS.com - Kenaikan permukaan laut menjadi salah satu konsekuensi dari pemanasan global yang terus mendapatkan perhatian khalayak ramai. Pencairan lapisan es dan gletser bertanggung jawab atas kenaikan permukaan air laut.
Suhu yang lebih tinggi telah menyebabkan permukaan laut naik dengan dua cara, yaitu mencairnya lapisan es dan gletser dan ekspansi termal air laut.
Dilansir dari laman Center for Science Student, Sabtu (20/8/2022) tercatat bahwa sejak tahun 1900, permukaan laut telah naik rata-rata antara 1-2 Mm per tahun atau 10-20 cm per abad.
Selama 3000 tahun sebelumnya, para ilmuwan memperkirakan kenaikan permukaan laut hampir konstan dengan kecepatan 0,1-0,2 Mm per tahunnya.
Untuk memperkirakan permukaan laut rata-rata global ini, para ilmuwan menggunakan data dari pengukur pasang surut air laut yang tersebar di seluruh dunia.
Selain memakai pengukur pasang surut, sejak tahun 1992 juga telah diamati permukaan laut global menggunakan data satelit. Hasil dari pengamatan satelit lebih akurat dibandingkan pengukur pasang surut.
Baca juga: Pemanasan Kutub Utara dan Pencairan Es Laut Arktik Pengaruhi Atmosfer
Terkait dan dampaknya pada kenaikan permukaan laut, berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change AR4, pengukuran satelit menunjukkan tingkat kenaikan permukaan laut sebesar 3 Mm per tahun, jauh lebih tinggi daripada pengukur pasang surut.
Beberapa ilmuwan menduga satelit tidak dikalibrasi dengan benar, sedangkan lainnya mengira perbedaan ini mungkin dikarenakan pengukuran satelit mencakup sebagian besar dunia dibandingkan pengukur pasang surut yang hanya berada di dekat garis pantai.
Di masa depan, perubahan muka air laut global diprediksi akan lebih cepat, dengan banyaknya kenaikan permukaan laut mayoritas tergantung pada jumlah pemanasan global yang terjadi.
Menurut Laporan Penilaian Keempat IPCC (2007), pada pertengahan tahun 2090-an, permukaan air laut global dapat mencapai 22-44 Cm di atas permukaannya pada tahun 1990 dan naik sekitar 4 Mm per tahunnya.
Di dunia, terdapat sekitar 24-30 juta km kubik es di darat, dengan sekitar 90 persen dari es ini terletak di Antartika, sementara sisanya berada di Greenland dan terkunci di gletser gunung di tempat lainnya.
Saat suhu global meningkat, sebagian dari es tersebut mulai mencair. Saat pencairan lapisan es terjadi, air lelehan mengalir ke laut yang secara bertahap menaikkan permukaan laut.
Baca juga: Es di Permukaan Laut Arktik Berkurang Mendekati Rekor Terendah
Tentu saja, setiap tahun jumlah es di daratan berubah seiring musim. Tapi secara keseluruhan pemanasan global telah mulai mengganggu keseimbangan ini.
Dituliskan dalam laman National Geographic, kenaikan permukaan laut kecil bisa berdampak buruk terhadap habitat pesisir, seperti menyebabkan erosi yang merusak, banjir lahan basah, kontaminasi akuifer dan tanah pertanian dengan garam, serta hilangnya habitat ikan, burung, dan tanaman.
Permukaan laut lebih tinggi bertepatan dengan badai dan topan yang lebih berbahaya, bergerak lebih lambat dan menurunkan lebih banyak hujan, berkontribusi pada gelombang badai yang lebih kuat.
Sebuah studi menemukan, selama periode tahun 1963-2012, hampir setengah dari semua kematian akibat badai Atlantik disebabkan oleh gelombang badai.
Adapun pencairan es telah melampaui hujan salju, dengan hilangnya es paling besar terjadi di gletser pegunungan di lintang tengah, daerah tropis dan di lapisan es Greenland.
Meskipun lapisan es Antartika tampaknya kurang terganggu, namun ada bukti bahwa laju es yang mengalir ke laut telah meningkat.
Baca juga: Lapisan Es di Wilayah Terdingin Antartika Runtuh karena Gelombang Panas
Es yang mencair telah mengubah salinitas air laut, dikarenakan air tawar akan menambah volume air laut. Perubahan salinitas tersebut berdampak terhadap kerapatan air laut yang merangsang lebih banyak perubahan iklim.
Secara keseluruhan, pencairan gletser dan lapisan es akan menaikkan permukaan laut di seluruh dunia hampir mencapai 70 meter di atas permukaan saat ini.
Dari total pencairan gletser dan es tersebut, sebanyak 7,2 Meter berasal dari lapisan es Greenland, 61,1 Meter berasal dari lapisan es Antartika, serta gletser yang mencair akan menambah setengah meter kenaikan permukaan air laut.
Sementara itu, saat es di daratan mencair akan membuat air mengalir ke laut yang menyebabkan permukaan laut naik.
Namun, es laut ini hanya memiliki dampak sangat kecil terhadap permukaan laut.
Dikarenakan tidak begitu padat, es mengapung di atas air, dan saat es mencair, massa yang sama akan masuk ke volume yang lebih kecil.
Baca juga: Akibat Es Laut Arktik Mencair, Beruang Kutub Kejar dan Mangsa Rusa
Laut Arktik di Kutub Utara. Es laut, lapisan es di Laut Arktik Kutub Utara.
Air memuai saat menghangat dikarenakan perubahan iklim. Ekspansi termal air memainkan peran dalam kenaikan permukaan laut.
Secara bertahap, laut akan mengambil banyak panas tambahan dikarenakan perubahan iklim yang terjadi.
Awalnya, kenaikan suhu ini kemungkinan cukup kecil, tapi volume air yang terpengaruh bisa sangat besar.
Sebagai contoh, 1 liter air dengan suhu awal 20 derajat celcius yang dipanaskan pada suhu 21 derajat C. Air akan memuai sebesar 0,021 persen, yang akan meningkat volumenya sebesar 0,21 Mililiter.
Peningkatan kecil mungkin sesuatu yang sepele, tapi lautan mengandung sekitar 1.400.000.000 Km kubik air. Sehingga peningkatan fraksional kecil menambahkan peningkatan volume yang sangat besar, dan menyebabkan kenaikan permukaan laut yang substansial.
Baca juga: Lapisan Es Antartika Meleleh Lebih Cepat, Begini Penampakannya
Model superkomputer perubahan iklim memprediksi ekspansi termal air laut akan memainkan peran besar, dibandingkan limpasan air lelehan dalam kenaikan permukaan laut dalam beberapa dekade dan abad mendatang.
Banjir di daerah pesisir dataran rendah telah memaksa orang untuk bermigrasi ke tempat yang lebih tinggi, dan jutaan lainnya rentan dari risiko banjir dan efek perubahan iklim lainnya.
Prospek permukaan air pantai yang lebih tinggi mengancam layanan dasar seperti akses internet dikarenakan mayoritas infrastruktur komunikasi yang mendasarinya terletak di jalur naiknya air laut.
Sebagai akibat dari risiko ini, banyak kota pesisir telah merencanakan langkah-langkah adaptasi untuk mengatasi prospek jangka panjang dari permukaan laut yang meninggi.
Sejumlah langkah yang dilakukan memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, seperti membangun tembok laut, hingga menanam bakau atau vegetasi lain untuk menyerap air.
Baca juga: Lapisan Es di Area Es Terakhir Kutub Utara Terus Mencair karena Perubahan Iklim
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.