Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2022, 20:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bunga bangkai adalah bunga yang dapat tumbuh raksasa dan memiliki aroma bau busuk yang khas.

Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae), dari genus Amorphophallus.

Bau busuk bunga bangkai akan lebih tercium atau menguat pada saat bunganya mekar.

Baca juga: Bunga Bangkai Tumbuh di Bekasi, Ahli Sebut Jenis Suweg

Namun tanaman endemik Sumatera, Indonesia ini baru akan mekar sekali dalam setiap 7-10 tahun. Periode mekarnya bunga itu pun hanya akan berlangsung selama 24 jam hingga 36 jam.

Umumnya, bunga bangkai akan mekar pada sore hari dan tetap terbuka sepanjang malam hingga keesokan harinya.

Aroma khas bunga bangkai ini menjadi daya tarik banyak masyarakat dan peneliti untuk mengamati, serta mempelajarinya.

Lantas, sebenarnya apa yang membuat bunga bangkai berbau busuk?

Melansir The New York Times edisi (6/7/2018), bahan kimia utama yang membuat bunga bangkai raksasa ini begitu berbau adalah senyawa belerang, yakni dimetil trisulfida.

Hal ini telah berhasil diidentifikasi oleh peneliti Jepang dalam studi mereka yang diterbitkan pada 2010 di jurnal Bioscience, Biotechnology and Biochemistry.

Dimetil trisulfida merupakan senyawa yang baru mulai muncul baunya saat aroma yang lebih harum telah hilang. Hal ini disebutkan terkait dengan lesi kanker.

Baca juga: Bunga Bangkai Raksasa Khas Indonesia Mekar di Washington

Pada bunga bangkai, bau yang mudah menguap disebarkan oleh panas yang dihasilkan bunga saat mekar.

Selain senyawa belerang dimetil trisulfida tersebut, ada pula senyawa trimetilamina yang akan muncul di akhir periode mekar bungai bangkai.

Nah, senyawa trimetilamina ini akan berkontribusi pada bau yang menyerupai ikan mati.

Kemudian, bahan kimia pemicu bau busuk pada bunga bangkai juga dihasilkan oleh dekomposisi hewan dan tumbuhan.

Ada pula yang menyebutkan bahwa aroma bunga bangkai itu merupakan kombinasi kimia dimetil trisulfia, asam isovalerat, dimetil disulfida, benzil alkohol, indol, dan trimetilamina.

Aroma bau busuk yang khas pada bunga bangkai ini berfungsi sebagai daya tarik untuk kumbang bangkai atau lalat daging, serta serangga yang suka aroma bangkai lainnya.

Di mana kumbang bangkai dan lalat daging yang tertarik pada bau daging yang membusuk, akan melakukan membantu proses penyerbukan pada tanaman bunga bangkai raksasa tersebut.

Potensi bau busuk secara bertahap akan meningkat dari larut malam hingga tengah malam, dan saat-saat ini penyerbukan terjadi paling aktif.

Kemudian, aroma bau busuk bunga bangkai akan terus berkurang di pagi hari menjelang periode mekar bunganya habis.

Baca juga: Karakterisik Bunga Rafflesia, Tidak Sama dengan Bunga Bangkai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com