Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Merokok dalam Rumah, Ini Cara Wujudkan Tempat Tinggal Bebas Asap Rokok

Kompas.com - 16/08/2022, 07:31 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Bahaya merokok dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Bahkan, tak hanya pada perokok, tetapi juga bagi orang yang terpapar asap rokok.

Rokok hasil olahan tembakau, termasuk cerutu atau bentuk lainnya, dapat menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan. 

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kebiasaan merokok bisa meningkatkan risiko kanker laring, kanker paru-paru, sakit jantung, TBC, dan berbagai komplikasi yang berujung kematian.

Bahaya merokok tidak hanya berdampak terhadap pemakainya, melainkan juga pada orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok tersebut atau disebut sebagai perokok pasif.

Untuk mengendalikan paparan asap rokok terhadap orang yang bukan perokok, telah banyak ditemui area-area bebas asap rokok.

Bukan hanya ruang publik, sebagai tempat berlindung paling aman, Anda sebaiknya melakukan hal yang sama dengan melarang asap rokok di rumah.

Baca juga: 6 Bahaya Merokok pada Saraf dan Otak Remaja

Bahaya merokok dalam rumah

Merokok di dalam rumah berbahaya dikarenakan asap rokok tidak akan hilang hingga waktu 3 jam. Residu dari asap rokok juga akan menempel pada furniture, karpet, dinding, baju, dan lainnya.

Partikel asap rokok sangat kecil sehingga mudah berpindah ruangan meskipun pintu dalam keadaan tertutup.

Selain itu, perokok musti mengerti bahwa asap rokok akan menempel di pakaian, rambut, kulit, dan lainnya, sehingga kemana pun pergi residu akan tetap terbawa.

 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Direktorat P2PTM Kemenkes RI (@p2ptmkemenkesri)

 

Setelah mengetahui bahwa merokok di dalam rumah bukanlah suatu hal yang bijak, Anda dapat melakukan sejumlah cara untuk mewujudkan rumah tanpa asap rokok seperti:

  1. Memberitahu teman dan anggota keluarga bahwa rumah bebas asap rokok, dan minta mereka mendukung usaha tersebut
  2. Menyingkirkan korek api dan asbak
  3. Minta tamu untuk tidak merokok di dalam rumah
  4. Mencegah orang yang selesai merokok untuk kontak langsung dengan keluarga terutama bayi dan anak sebelum berganti pakaian
  5. Mengganti pakaian atau mandi setelah merokok.


Baca juga: 6 Bahaya Merokok bagi Wanita Hamil

Ilustrasi merokok dapat menjadi faktor risiko penyebab kekurangan vitamin C.Ingram Publishing Ilustrasi merokok dapat menjadi faktor risiko penyebab kekurangan vitamin C.

Kecanduan merokok

Merokok bisa menyebabkan pelakunya mengalami kecanduan dan menjadi perokok berat. Efek adiktif atau kecanduan rokok dikarenakan adanya kandungan senyawa-senyawa dalam tembakau, terutama nikotin.

Dituliskan dalam laman Universitas Gadjah Mada (UGM), nikotin bisa berikatan dengan reseptor asetikolin nikotik yang terdapat pada saraf di otak.

Aktivasi terhadap saraf ini akan mengakibatkan pengeluaran dopamin, yang memberikan rasa senang, gembira, dan percaya diri.

Selain nikotin, rokok mengandung karbonmonoksida, gas beracun yang menurunkan kadar oksigen dalam darah yang bisa menurunkan konsentrasi dan menimbulkan penyakit berbahaya.

Baca juga: 5 Kebiasaan Buruk untuk Kesehatan Kulit, Salah Satunya Merokok

Kandungan lainnya adalah TAR, zat berbahaya bersifat karsinogeneik yang menyebabkan kanker dan berbagai penyakit lainnya.

Dalam sebatang rokok, terdapat kurang lebih 4000 senyawa kimia, di antaranya methanol, pyrene, benzopyrene, urethane, cadmium, dan dibenzacridine, yang bisa menyebabkan penyakit kanker.

Tidak hanya berbagai penyakit kanker, bahaya asap rokok, baik yang dihisap oleh si perokok maupun orang lain bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

Gangguan kesehatan akibat asap rokok lainnya seperti rambut rontok, katarak, kulit keriput, karies, osteoporosis, gangguan pendengaran, tukak lambung, peradangan pada kulit yang sangat gatal, hingga amputasi kaki.

Baca juga: Merokok Bisa Tingkatkan Prevalensi Stunting di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com