Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 13/08/2022, 09:00 WIB

KOMPAS.com - Promil atau program merencanakan kehamilan adalah suatu rangkaian langkah, kegiatan atau aktivitas yang dapat dilakukan oleh suatu pasangan agar bisa segera mendapatkan kehamilan.

Sesuai dengan kondisi pasangan suami istri, promil yang dijalankan oleh setiap orang berbeda-beda. Namun, promil sangat baik untuk semua pasangan yang baru menikah maupun bagi pasangan yang sudah lama menikah.

Chief Exceutive Officer Bamed, dr Yassin Yanuar MIB, Sp.OG,-KFER, MSc mengatakan, ada kekeliruan dari pemahaman orang-orang mengenai promil.

Dia menjelaskan bahwa promil itu fokusnya semata-mata tidak hanya untuk mendapatkan kehamilan, tapi juga mempersiapkan diri calon ayah dan calon ibu secara fisik dan mental untuk menghadapi kehamilan, sehingga calon ibu dapat mengalami kehamilan yang sehat.

Baca juga: Pasangan Tak Kunjung Punya Anak? Kenali Penyebabnya

“Promil juga fokus untuk memperbaiki dan memaksimalkan proses pembentukan sel teru dan sperma yang sehat, sehingga janin yang dikandung akan sehat juga,” kata Yassin dalam Virtual Press Conference bertajuk “Dua Belas Tahun Inovasi Tanpa Henti Bamed,” Kamis (28/7/2022).

Kapan pasangan boleh melakukan promil?

Disampaikan Yassin, pasangan bisa melakukan promil ketika mereka sudah siap untuk memiliki momongan.

Secara umum, promil dapat dibagi menjadi pasangan yang tidak memiliki masalah reproduksi atau tidak ada gangguan kesuburan, dan pasangan yang memiliki gangguan kesuburan.

Jika pasangan yang baru menikah di bawah satu tahun tapi tidak kunjung hamil dan tidak memiliki tanda-tanda gangguan kesuburan, program hamil alami dapat dilakukan dengan cara berhubungan seksual secara teratur 2-3 hari sekali, konsumsi makanan bergizi dan olahraga teratur.

Namun, bagi pasangan yang usia istrinya sudah lebih dari 35 tahun, atau haidnya tidak teratur atau jarang, mengalami rasa nyeri berat saat haid, dan usia pernikahannya sudah lebih dari satu tahun tapi tidak kunjung hamil; diharapkan untuk segera mengunjungi dokter kandungan.

Baca juga: 3 Cara Dokter Mendeteksi Infertilitas, Gangguan Kesuburan Suami Istri

Kunjungan dengan dokter kandungan ini perlu dilakukan untuk melakukan berbagai tes atau skrining kesehatan agar dapat mendeteksi kesehatan dan mencegah berbagai kemungkinan di kemudian hari.

Proses program hamil

Yassin menjelaskan, ada beberapa proses atau tahapan yang harus dilakukan untuk promil, yakni sebagai berikut:

1. Gaya hidup sehat

Tahapan yang pertama harus dilakukan dan merupakan hal yang penting yaitu mengatur dan menjaga gaya hidup.

Menjaga gaya hidup sehat ini bisa dilakukan dengan menjaga berat badan ideal, mengatur pola makan sehat dan olahraga teratur.

2. Pemeriksaan diri ke dokter

Untuk tahapan berikutnya yang perlu dilakukan dalam proses atau tahapan program hamil yaitu pemeriksaan diri ke dokter.

“Calon ibu dan calon ayah memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk mengetahui ada tidaknya masalah kesehatan yang perlu ditangani,” jelasnya.

Baca juga: Program Bayi Tabung, Mengenal Periode Tunggu Setelah Tindakan Transfer Embrio

3. Pemberian asupan tambahan

Kemudian pasangan yang sedang merencanakan kehamilan akan diberikan suplementasi asam folat, vitamin B9, dan zat gizi lainnya yang bersifat antioksidan yang terdapat pada sayuran dan buah.

4. Tinggalkan gaya hidup tidak sehat

Selanjutnya, pasangan diharapkan untuk meninggalkan gaya hidup yang merusak, seperti, merokok, konsumsi alkohol, zat-zat terlarang, serta menghindari polusi atau zat yang mengandung dioksin atau radikal bebas.

5. Inseminasi dan bayi tabung

Tahapan atau proses berikutnya yang tidak menjadi tahapan utama, yaitu melakukan program inseminasi dan bayi tabung.

“Jika pasangan sudah menjalani program hamil alami tapi tidak kunjung hamil, pilihan program kehamilan lainnya yang dapat dilakukan adalah inseminasi (intrauterine insemination) dan bayi tabung,” jelasnya.

Selain itu selama menjalani tahapan promil, pasangan dapat melakukan akupunktur promil untuk mendukung prosesnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+