Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Pola Asuh yang Salah Bisa Akibatkan Anak Stunting

Kompas.com - 12/08/2022, 17:39 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pola asuh dari orangtua kepada anaknya, ternyata tidak hanya soal mengajari perilaku baik dan buruk anak-anak, tetapi juga berdampak pada stunting.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menjelaskan, pola asuh menjadi modal penting bagi tumbuh kembang seorang anak.

Ketika orangtua salah menerapkan pengasuhan, bukan tidak mungkin tumbuh kembang anak menjadi terganggu dan bahkan mengakibatkan stunting.

Baca juga: Stunting pada Anak, Ketahui Dampak, Ciri, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi psikososial pada 1.000 hari pertama umur anak.

Stunting juga merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena malnutrisi kronis atau infeksi kronis, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Kondisi gangguan-gangguan tersebut, akhirnya memberikan dampak bagi anak, baik dalam aspek kesehatan maupun aspek psikologisnya.

Hal ini berbahaya, karena bisa menimbulkan gangguan fungsi tubuh yang permanen hingga anak dewasa.

Oleh karena itu, Hasto menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu orangtua perhatikan dalam mengasuh anak-anaknya.

1. Pemenuhan gizi seimbang

Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa faktor pertama terjadinya stunting adalah pemenuhan gizi seimbang.

Maka Hasto mengingatkan, yang harus pertama kali diperhatikan orangtua adalah terkait pemenuhan gizi seimbang pada anak.

Pasalnya, anak membutuhkan nutrisi yang terdapat dalam makanan dan minuman yang sehat untuk pertumbuhan.

“Gizi yang baik sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama dalam dua tahun pertama anak,” kata Hasto dalam webinar Stunting versus Parenting: Tantangan Program Pencegahan Stunting BKKBN di Tengah Pola Pengasuhan Tradisional Keluarga, yang digagas oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Selasa (09/08/2022).

Jika pola makan tidak sehat terjadi pada anak akibat salah pola asuh, sambung Hasto, maka dampak yang ditimbulkan adalah gangguan atau penyakit seperti obesitas, penyakit jantung, kerusakan gigi, penyakit hati dan lain sebagainya.

“Lebih mudah dan murah untuk mencegah penyakit dengan memberikan gizi yang sehat. Mari kita mulai memberikan gizi seimbang ketika anak-anak masih kecil,” ujarnya.

2. Kasih sayang

Selain persoalan gizi seimbang, pemicu stunting lainnya yang kerap luput dan dianggap sepele adalah pola asuh yang baik dan benar, termasuk mengenai kasih sayang.

Disampaikan Hasto, terkait pola asuh yang baik dan benar pada anak, yakni dengan kasih sayang, menyediakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi tumbuh kembang anak, melakukan pengasuhan tanpa kekerasan dan berkelanjutan, serta memberikan teladan yang baik.

“Otoritatif, harus memberikan pola asuh yang demokratis, terjalin komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Lalu permisif, berperan sebagai teman daripada orangtua,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Taro di Kabupaten Gianyar Bali, I Wayan Warka menambahkan, pola asuh yang salah juga bisa menyebabkan anak menjadi stunting.

Berdasarkan penelitian di lingkungannya, Wayan menyebut bahwa stunting tidak hanya terjadi kepada warganya yang miskin, tapi juga yang kaya.

“Pola asuh yang kurang mendapatkan perhatian dari orangtua, karena orangtuanya sibuk bekerja sehingga belum bisa memperhatikan anaknya di rumah dan memberikan makan bergizi, hanya bisa memberikan makanan cepat saji,” kata Wayan.

Dia pun mengimbau kepada seluruh orangtua, agar memberikan pengasuhan yang baik pada anak, agar pertumbuhan nya bisa optimal.

Oleh karena itu, peran orangtua menjadi penentu apakah anak mereka tumbuh stunting atau tidak.

Baca juga: Merokok Bisa Tingkatkan Prevalensi Stunting di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com