Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2022, 16:31 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di saat dunia masih menghadapi lonjakan kasus Covid-19 akibat penyebaran subvarian BA.4 dan BA.5 yang mulai mendominasi, subvarian baru kembali muncul. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengumumkan adanya subvarian Omicron BA.4.6.

Dilansir dari Deseret News, Minggu (7/8/2022) CDC menyebut, subvarian Omicron BA.4.6 tersebut telah menyebar selama beberapa pekan, dengan angka penularan mencapai 4,1 persen per 30 Juli 2022.

Menurut Fortune, subvarian baru sudah lazim di empat negara bagian Amerika Serikar, termasuk Iowa, Kansas, Missouri serta Nebraska, di mana itu menyumbang 10 persen dari kasus lokal.

Berkaitan dengan terdeteksinya subvarian BA.4.6, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menjelaskan infeksi akibat virus ini mulai mengalami peningkatan. Misalnya saja di Australia dan Amerika, di mana angka kejadiannya mencapai 25 persen per pekan.

Kendati demikian secara proporsi kasus BA.4.6 masih jauh di bawah subvarian Omicron BA.5, sejauh ini tren penularan subvarian tersebut berpotensi menginfeksi ataupun reinfeksi pasien Covid-19.

Baca juga: Subvarian Baru Omicron BA.2.75 Diidentifikasi di India, Ini Kata Epidemiolog

"Dia (subvarian Omicron BA.4.6) punya kemampuan dalam menginfeksi dan mereinfeksi. Data sejauh ini di Australia, orang yang terinfeksi hanya bertahan satu bulan untuk akhirnya bisa terinfeksi lagi dengan subvarian Omicron baik BA.5 termasuk BA.4.6 ini," ungkap Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/8/2022).

Dicky menambahkan, gejala Covid-19 semua subvarian Omicron seperti BA.4, BA.5, BA.2.75, maupun BA.4.6, hampir serupa.

Hanya saja, gejala Covid-19 subvarian Omicron lebih dominan terjadi di saluran napas bagian atas, dengan keluhan sakit tenggorokan, flu dan pilek. Kondisi ini juga bisa disertai kelelahan, hidung tersumbat, hingga batuk.

"Memang (gejala) yang di parunya lebih berkurang pada saat ini, tapi bukan berarti tidak ada, (masih tetap) ada beberapa kasus yang juga bahkan bisa fatal menimbulkan kematian tapi jauh lebih berkurang dibandingkan varian Delta," imbuhnya.

Dicky berujar, bahwa banyak dari mereka yang sudah terinfeksi memiliki kekebalan terhadap virus. Meski begitu, vaksinasi tetap penting untuk melindungi seseorang dari keparahan penyakit akibat Covid-19.

"Kalau berbicara virusnya (subvarian baru Omicron BA.4.6), bahkan lebih potensial daripada Delta, tapi bicara populasi atau masyarakat sudah jauh memiliki imunitas tetapi masih bisa terinfeksi," ucap Dicky.

Baca juga: Ketahui Gejala Khas Subvarian Omicron BA.5 yang Kerap Muncul Saat Malam Hari

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com