Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mungkinomologi Asal Mula Kehidupan

Kompas.com - 09/08/2022, 08:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PARA ilmuwan abiogenesis yang menelaah asal-mula kehidupan, sudah (agak) sepakat dalam bermungkin-mungkinan bahwa konon dibutuhkan proses lebih dari tiga miliar tahun dari mikroba paling sederhana sampai menjadi mahluk hidup luar biasa kompleks seperti manusia.

Namun belum berhasil disepakati mengenai kepastian kuantitas “lebih” pada waktu yang masih mengambang itu. Juga masih belum disepakati tentang bagaimana dan kapan, apalagi mengapa organisme pertama mendadak sontak kok mulai berkembang dari “sesuatu” yang disebut Darwin sebagai “sup primordial” di planet Bumi yang sementara ini oleh para astrobiolog (atau bioastronom?) dianggap sebagai mungkin satu-satunya benda angkasa di Tata Surya yang memfasilitasi apa yang disebut sebagai “hidup”.

Baca juga: Ahli Ungkap Batuan Basalt Turut Berperan dalam Kehidupan Awal

Tampaknya para saintis masih belum mampu sepakat tentang asal-mula hidup. Bahkan definisi “hidup” masih sengit diperdebatkan. Sebuah studi yang dipublikasikanJournal of Biomolecular Structure and Dynamics misalnya mengungkap bahwa tidak kurang dari 123 definisi tentang apa yang disebut sebagai “hidup” saling beda satu dengan lain-lainnya.

Suasana mungkinomologis apa boleh buat, suka tak suka, memang merundung abiogenesis sebagai nama berwibawa akademis bagi ilmu pengetahuan yang berikhtiar membongkar misteri asal-mula hidup yang masih berkutat pada beranekaragam kemungkinan.

Suasana serba mungkin makin dipermantap oleh begitu banyak hipotesa yang belum bisa dibuktikan benar-tidaknya tentang asal-mula kehidupan di luar keimanan para kreasionis yang masih berpegang teguh kepada kearifan yang terkandung di dalam kitab-kitab suci mau pun budaya-lisan kaum leluhur berkisah tentang genesis alias penciptaan alam semesta.

Ada yang sementara ini meyakini kemungkinan bahwa hidup pertama kali hadir di planet Bumi berkat kilatan elektronik yang sehari-hari kita sebut sebagai kilatan petir seperti yang “menghidupkan” mahluk bikinan Dr Frankenstein yang dikisahkan oleh Mary Shelley.

Lain halnya dengan sesumbar mungkinomologis kimiawan organik Alexander Graham Cairns-Smith dari University of Glasgow, Skotlandia di dalam buku Seven Clues to the Origin of Life' bahwa (sengaja tidak saya terjemahkan agar tidak keliru dalam menerjemahkan) ”clay crystals preserve their structure as they grow and stick together to form areas exposed to different environments and trap other molecules along the way and organise them into patterns much like our genes do now“.

Mustahil saya berani bilang tujuh dugaan Cairns-Smith benar atau salah sebab terus terang saya gagal paham apa yang sebenarnya beliau maksud.

Berbagai kemungkinan

Menurut jurnal Nature Review Microbiology, teori deep-sea vent menyebutkan bahwa mungkin hidup berasal-mula pada submarina hidrotermal vents sebagai kunci gerbang kehidupan seperti karbon dan hidrogen.

Akibat metode krionik diyakini mampu menghidupkan kembali mahluk yang sudah danggap mati maka Jeffrey Bada dari UCLA menyimpulkan kemungkinan dari pendapat para geoarkeolog bahwa es menyelubungi seluruh permukaan samudera tiga miliar tahun yang lalu, maka membidani kelahiran kehidupan di planet Bumi dengan sabda keren bermain dengan logika reductio ad absurdum bahwa "Key organic compounds thought to be important in the origin of life are more stable at lower temperatures”.

Mungkin para ilmuwan genatika sepakat bahwa DNA membutuhkan protein untuk menjadikan dirinya menjadi DNA. Sebaliknya protein membutuhkan DNA untuk menjadikan dirinya menjadi protein. Lalu pertanyaan adalah, bagaimana mereka berdua masing-masing menjadikan diri tanpa satu dengan lainnya?

Baca juga: Mikroorganisme di Dasar Laut Bisa Jadi Petunjuk Temukan Kehidupan di Luar Bumi

Jawabannya mungkin adalah RNA yang mampu menampung informasi DNA mau pun berfungsi sebagai enzyme seperti protein mampu menciptakan baik DNA maupun protein. Mungkin RNA yang melahirkan kehidupan di planet Bumi ini?

Mungkin kehidupan di planet Bumi bukan berasal dari planet Bumi sendiri tetapi dari luar angkasa seperti yang oleh NASA disebut sebagai panspermia. Mungkin bebatuan yang terpental dati planet Mars oleh impak kosmik atau para meteorita berasal dari Mars yang dahulu kala konon sempat mengandung mikroba mungkin mendarat di Bumi sehingga kemungkinan merupakan kakek-nenek moyang mahluk hidup di Bumi.

Andaikata pemikiran mungkinomologi tentang kehidupan di bumi berasal-mula dari planet Mars dianggap absah, maka muncul pertanyaan yang baru yaitu tentang asal-mula kehidupan di Mars.

Mungkin masih lebih banyak lagi dugaan tentang mungkinomologi asal-mula kehidupan di alam semesta. Namun agar tidak bikin suasana yang sudah cukup bingung menjadi makin bingung maka saya pasrahkan kepada para pemerhati dan peyakin abiogenesis untuk masing-masing mencari sendiri teori dari sumber informasi yang lain.

Atau silakan masing-masing swasembada bikin sendiri pemikiran tentang asal-mula kehidupan sebelum ada undang-undang atau fatwa yang melarangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com