Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/08/2022, 19:30 WIB

KOMPAS.com - Asma adalah salah satu penyakit tidak menular, yang bisa memengaruhi segala usia dari anak-anak hingga dewasa.

Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), peradangan dan penyempitan saluran udara kecil di paru-paru menyebabkan gejala asma. Beberapa gejala asma meliputi batuk, napas berbunyi (mengi), sesak napas, dan dada terasa berat.

Gejala ini memiliki ciri khas sering kali timbul bila ada faktor pencetus, berulang dan di antaranya ada periode bebas serangan.

Baca juga: Kenali 5 Pemicu Asma, Salah Satunya Bulu Hewan

Asma juga sering memburuk pada malam hari atau dini hari, serta bisa reda dengan pengobatan dan terkadang dapat reda tanpa pengobatan.

Dituliskan Mayo Clinic, asma tidak bisa disembuhkan, tapi gejalanya bisa dikendalikan.

Dikarenakan asma sering berubah dari waktu ke waktu, penting untuk mengkonsultasikannya ke dokter, melacak tanda dan gejala serta menyesuaikan perawatan sesuai kebutuhan.

Faktor pencetus asma

Perlu diketahui, beberapa hal dapat menjadi faktor pencetus asma. Faktor pencetus merupakan faktor yang dapat memicu timbulnya asma yang tidak selalu sama untuk setiap individu penderita asma.

Beberapa faktor yang bisa menimbulkan asma sebagai berikut:

  • Tungau debu yang bisa terletak di bantal, kasur kapuk, karpet, sofa kain, boneka berbulu, dan tirai
  • Bulu binatang seperti anjing, kucing, kelinci, dan burung
  • Perubahan cuaca
  • Bau-bauan yang menusuk seperti obat pembersih serangga dan minyak wangi
  • Asap obat nyamuk bakar
  • Asap rokok
  • Polusi kendaraan bermotor
  • Asap rumah tangga seperti tungku kayu bakar
  • Obat-obatan tertentu seperti aspirin, antibiotik, pereda nyeri, dan penurun demam
  • Infeksi saluran pernapasan
  • Serbuk sari bunga
  • Emosi berlebihan baik sedih maupun tertawa terbahak-bahak
  • Makanan, minuman dingin, penyedap rasa, pengawet, dan pewarna makanan
  • Kecapaian dan kekelahan fisik

Baca juga: Apa Penyebab Penyakit Asma?

 

Pencegahan asma

Orang yang mengalami asma dan tidak diobati dapat menderita gangguan tidur, kelelahan, dan gangguan konsentrasi.

Jika gejalanya memburuk, penderita asma mungkin memerlukan perawatan kesehatan darurat, bahkan membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Asma yang terus berlanjut dapat membuat penyempitan secara permanen pada tabung yang membawa udara ke dan dari paru-paru, yang memengaruhi seberapa baik seseorang bisa bernapas. Bahkan, dalam kasus yang paling parah, asma bisa menyebabkan kematian.

Baca juga: Mengenal Infeksi Paru-Paru: Proses Infeksi, Gejala, dan Penyebabnya

Meskipun tidak ada cara untuk mencegahnya, beberapa langkah bisa dilakukan agar serangan asma tidak terjadi, seperti:

1. Obat

Anda dapat berkonsultasi dengan dokter atau tim medis untuk menuliska secara terperinci terkait obat dan mengelola serangan asma.

Asma menjadi kondisi berkelanjutan yang membutuhkan pemantauan dan perawatan rutin.

2. Vaksinasi influenza dan pneumonia

Sebagai salah satu upaya untuk mencegah serangan asma, dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi influenza maupun pneumonia, yang bisa memicu kambuhnya asma.

3. Hindari pemicu asma

Sebelumnya telah dituliskan sejumlah alergen dan iritan di luar ruangan yang bisa memicu serangan asma. Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui faktor pencetus asma dari masing-masing penderita, agar bisa menghindarinya.

Baca juga: Asma, Penyakit Tidak Menular yang Paling Banyak Diidap Orang Indonesia

4. Identifikasi dan obati serangan sejak dini

Jika bertindak secara cepat, maka seseorang cenderung tidak mengalami serangan asma yang parah, termasuk tidak memerlukan banyak obat untuk mengendalikan gejala asma.

Anda dapat menghentikan aktivitas-aktivitas yang mungkin memicu serangan. Jika gejala tidak membaik, segera dapatkan bantuan medis.

5. Minum obat sesuai resep

Jangan mengganti obat asma yang dikonsumsi tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter, bahkan jika asma tampak membaik. Dokter dapat memastikan penggunaan obat dengan benar dan mengambil dosis yang tepat.

 Baca juga: Paparan BPA Meningkatkan Risiko Asma pada Anak Perempuan, Studi Jelaskan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+