Taylor Swift Peringkat Pertama Selebritas Penghasil Emisi Karbon Terbesar

KOMPAS.com - Data yang dirilis oleh digital marketing agency berbasis di Inggris, menyebut bahwa jet pribadi penyanyi dan selebriti Taylor Swift menghasilkan emisi karbon terbesar tahun ini.

Yard, nama agency tersebut mengungkapkan, pesawat penyanyi itu telah melakukan 170 kali penerbangan sejauh ini pada tahun 2022 dengan waktu penerbangan rata-rata 80 menit.

Dengan total penerbangan lebih dari 380 jam itu, jet diperkirakan menghabiskan bahan bakar 128 galon per perjalanan. Sehingga total emisi yang dihasilkan pun mencapai 8.293 ton.

Baca juga: Dua Produsen Emisi Karbon Terbesar, AS dan China, Bersatu Atasi Krisis Iklim

Pihak Swift sendiri menanggapi pemberitaan itu dan menyebut, bahwa angka itu bisa didapat lantaran ia secara teratur meminjamkan jet pribadinya kepada orang lain.

Dikutip dari CNET, Jumat (5/8/2022) untuk mendapatkan angka tersebut, Yard mengatakan pihaknya mengambil data dari Celebrity Jets yang melacak penggunaan jet pribadi di seluruh dunia.

Yard kemudian menghitung kemungkinan total emisi CO2 untuk setiap jet selebriti sepanjang tahun ini.

Sementara itu, posisi kedua penyumbang emisi karbon ditempati oleh petinju Floyd Mayweather yang jetnya memiliki total waktu penerbangan sejauh ini 326 jam untuk perkiraan emisi CO2 yang dihasilkan 7000 ton.

Posisi itu diikuti oleh Jay-Z dengan 321 jam dan 6900 ton emisi.

Kritik untuk Taylor Swift

Kritik terhadap Taylor Swift di media sosial pun melonjak setelah berita tersebut beredar.

Pengguna media sosial dengan cepat menanggapi, membuat meme yang menggambarkan Swift menggunakan jet pribadinya untuk pergi ke Starbucks atau untuk mendapatkan segelas air.

Tetapi, beberapa pengguna lain mempertanyakan pula apakah kritikan itu, akan membantu atau adil untuk menyalahkan selebriti seperti Swift atas perubahan iklim, mengingat masih ada perusahaan lain yang bertanggung jawab atas 71 persen emisi karbon.

Baca juga: Demi Kurangi Emisi Karbon, Jepang Perbanyak Penggunaan Energi Nuklir