Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2022, 09:02 WIB

KOMPAS.com - Kukang merupakan hewan yang lucu, bermata besar, dan terkenal bergerak sangat lambat. Meski menggemaskan, ternyata kukang beracun dan mudah tersinggung.

Kukang adalah satu-satunya primata yang berbisa di dunia, yang hidup di hutan hujan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Guna mengetahui lebih lanjut tentang hewan kukang, serba-serbi hewan membahas mengenai hewan nokturnal berbulu ini.

Seperti dilansir dari BBC Science Focus, Minggu (17/7/2022), kukang memiliki bercak botak yang menonjol di bagian dalam lengan atasnya. Bercak ini disebut kelenjar brakialis, yang bisa mengeluarkan minyak berbahaya.

Ketika kukang merasa terancam, ia mengangkat tangannya dan menjilat kelenjarnya. Kemudian, air liur dan minyak bercampur menghasilkan larutan berbisa. Saat kukang menggigit hewan lain, racunnya masuk ke aliran darah korban.

Dikatakan bahwa racun kukang menyebabkan nyeri, bengkak, dan luka bernanah yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Racunnya bahkan dapat membunuh mamalia kecil maupun artropoda, dan menyebabkan syok anafilaksis, kelainan jantung, serta kematian pada manusia.

Meskipun racunnya dapat melukai predator dan membunuh hewan kecil, tampaknya kukang cenderung menyimpannya untuk spesiesnya sendiri.

Baca juga: Mengenal Kukang Jawa, Spesies Kukang Terbesar di Indonesia

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini yang dilakukan terhadap 82 kukang di alam liar menunjukkan, sepertiga kukang betina dan lebih dari separuh kukang jantan memiliki luka gigitan dari kukang lain.

Gigitan kukang jantan yang beracun digunakan untuk memperebutkan betina. Sedangkan, kukang betina memakainya untuk melindungi anak-anak mereka. Keduanya sama-sama menggunakan gigitan beracun dalam mempertahankan wilayah mereka.

Racun kukang juga digunakan secara pasif sebagai tindakan pencegahan. Sebelum menaruh bayi mereka di pohon dan pergi mencari makan, para induk kukang menjilati kelenjar brakialis mereka sembari merawat anak-anaknya sehingga racunnya ditransfer ke bulu bayi.

Hal ini dianggap untuk mencegah pemangsa potensial, seperti macan dahan dan beruang madu.

Wajah lucu kukang yang mematikan

Kukang memiliki tanda khas berbentuk tetesan air mata, berwarna gelap di sekitar mata besar mereka, disertai garis-garis di area punggung. Meskipun ini mungkin terlihat lucu bagi kita, sebenarnya tanda tersebut merupakan sinyal peringatan bahwa mereka hewan berbahaya.

Warna bulu yang kontras menandakan agresivitas, atau dikenal sebagai pewarnaan aposematik. Ini adalah taktik yang digunakan oleh banyak hewan, termasuk sigung, katak beracun, dan kepik, untuk menunjukkan dirinya tidak layak untuk diserang maupun dimakan.

Begitu juga dengan tulang belakang yang sangat bengkok, dan vokalisasi agresif ular yang ditiru oleh kukang saat terancam.

Baca juga: Zaman Purba, Kukang Tanah Raksasa Mati Akibat Kotorannya Sendiri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+