Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makhluk Aneh Mirip Bunga Bertentakel Berkeliaran di Kedalaman Laut Pasifik, Apa Itu?

Kompas.com - 29/07/2022, 11:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah rekaman video menunjukkan keberadaan makhluk aneh mengambang lesu di kedalaman Samudra Pasifik.

Makhluk yang terlihat seperti bunga yang bertentakel itu kemudian membuat para peneliti terkesima, sekaligus mempertanyakan apakah yang mereka lihat merupakan spesies baru.

Tim ilmuwan melihat hewan aneh tersebut saat berada di atas E/V Nautilus, sebuah kapal penelitian yang digunakan oleh Ocean Exploration Trust, sebuah organisasi nirlaba yang melakukan penelitian di laut dalam.

"Saya terkesima melihat makhluk tersebut saat kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) memindai dasar laut dan beringsut lebih dekat ke pemandangan aneh itu," ungkap salah satu ilmuwan yang menyaksikan mahluk aneh ini.

Baca juga: Kontroversi Monster Laut 520 Juta Tahun yang Punya 8 Tentakel di Mulut

Beberapa saat kemudian, ilmuwan melihat lagi makhluk eksentrik lain di dekatnya, namun tak dapat merekamnya.

Dikutip dari Science Alert, Rabu (27/7/2022) penampakan makhluk laut ini memang terbilang cukup aneh.

Makhluk memiliki semacam tentakel yang memanjang 40 sentimeter dan satu polip dengan tentakel berduri yang menutupinya seperti kelopak runcing, membuat makhluk tersebut menyerupai bunga sangat aneh yang bisa berenang bebas.

Temuan mahkluk bunga bertentakel ini terjadi pada 7 Juli lalu, di bawah permukaan dekat gunung bawah laut yang sebelumnya belum dijelajahi di utara Johnston Atoll.

Wilayah tersebut merupakan wilayah AS yang tak tergabung dengan Suaka Margasatwa Nasional di Samudra Pasifik di sebelah barat Hawaii.

Para peneliti awalnya menduga bahwa mereka telah berpapasan dengan Solumbellula monocephalus atau juga dikenal sebagai pena laut Solumbellula, yang merupakan bagian dari filum Cnidaria yang mencakup ubur-ubur, hydra, dan karang.

Namun, satu-satunya penampakan pena laut yang diketahui sebelum ini terjadi di Samudra Atlantik dan Hindia, jadi mungkin saja para ilmuwan memang menemukan spesies baru.

"Sebelumnya, Solumbellula monocephalus belum pernah terlihat di Pasifik tengah," papar peneliti.

Steve Auscavitch, peneliti utama ekspedisi dan ahli biologi laut dalam dan sarjana pasca-doktoral di Boston University, menggambarkan temuan ini sebagai hal yang menarik.

"Dari waktu ke waktu, kami menemukan sesuatu yang tak pernah kami harapkan untuk dilihat, dan itu sering kali merupakan pengamatan yang paling kuat," katanya.

Baca juga: Bisa Melipat dan Memuntir Tentakel, Apakah Cumi-Cumi Ini Spesies Baru?

Untuk memastikan makhluk apa yang ia temui, Auscavitch juga meminta masukan dari ahli biologi lain untuk mengkonfirmasi kecurigaannya bahwa itu adalah pena laut.

Namun berdasarkan ukuran hewan, Auscavitch menduga bahwa makhluk itu agak tua, tetapi tak bisa memberikan usia tertentu.

Sebagai perbandingan pena laut mencapai kedewasaan pada usia lima atau enam tahun dan dapat hidup selama lebih dari satu dekade.

Lebih lanjut Auscavitch mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan apakah makhluk aneh yang ditemuinya merupakan Solumbellula monocephalus Pasifik pertama atau berpotensi sebagai spesies baru di cekungan laut.

"Temuan seperti ini jarang terjadi dan kami tak menyangka akan melihat sesuatu seperti ini. Bagian menarik dari penelitian ini adalah kami menemukah hal-hal baru dari waktu ke waktu yang memperluas cakrawala tentang di mana hewan dapat hidup di laut dalam," papar Auscavitch.

Baca juga: Ikan Tembus Pandang Aneh Ditemukan di Laut Dalam Alaska

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com