Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Waspada Ancaman Gempa Bumi dan Tsunami di Sepanjang Selatan Jawa

Kompas.com - 28/07/2022, 13:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ancaman potensi gempa bumi dan tsunami di sepanjang Selatan Jawa.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, dengan adanya ancaman potensi gempa bumi dan tsunami ini, BMKG meminta kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi skenario terburuk.

Dwikorita menyebut, prakiraan skenario terburuk itu bukanlah ramalan, namun merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan. 

Baca juga: Gunung Api Bawah Laut di Antartika Berpotensi Memicu 85.000 Gempa Bumi, Ahli Jelaskan

Namun perihal kapan waktu terjadinya, kata dia, hal tersebut belum dapat diketahui, mengingat hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa. 

Perhitungan skenario terburuk tersebut, lanjut Dwikorita menjadi pijakan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi. 

Dengan begitu, kata dia, andai kata terjadi gempa bumi dan tsunami sewaktu-waktu, diharapkan pemerintah dan masyarakat sudah siap dan tahu apa saja yang harus dilakukan, termasuk kapan dan ke mana harus berlari menyelamatkan diri secara mandiri atau kelompok.

Adapun salah satu wilayah yang benar-benar perlu waspada terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami ini adalah Cilacap.

Hal ini dikarenakan, Cilacap yang berada di garis Pantai Selatan Jawa menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia.

"Masyarakat harus paham apa yang mesti dilakukan dan disiapkan, termasuk sarana prasarananya, keterampilan untuk menyelamatkan diri, jalur evakuasi, tempat aman yang semua harus sudah dipersiapkan secara matang," kata Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/7/2022).

"Apalagi, khusus Kabupaten Cilacap, wilayah pantai merupakan kawasan padat penduduk, termasuk kantor pemerintahan, pusat perekonomian, dan lain sebagainya," imbuhnya.

Baca juga: Banten Rawan Gempa Bumi dan Tsunami, Ini Catatan Antisipasinya dari BMKG

Dwikorita menyampaikan bahwa BMKG bekerja sama dengan pemerintah daerah, BNPB/BPBD dan multi pihak terkait, rutin menggelar Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) di titik-titik rawan gempa bumi dan tsunami.

Hal itu dilakukan, karena sangat bermanfaat untuk memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah dalam mengelola risiko dan bencana.

Lewat SLG, BMKG memberikan informasi mengenai potensi bahaya gempa bumi dan tsunami di daerah pelaksanaan. 

Sejak tahun 2021, pelaksanaan workshop SLG fokus pada edukasi gempa bumi dan tsunami, sekaligus menjadi wadah BMKG bersama masyarakat/komunitas untuk membentuk Masyarakat Siaga Tsunami (Tsunami Ready Community) untuk lebih menguatkan Ketangguhan Desa Tangguh Bencana (DESTANA).

Pada pelaksanaan workshop SLG, BMKG juga membantu pemerintah daerah dengan memberikan Peta Bahaya Tsunami di lokasi pelaksanaan. 

Hal tersebut bertujuan sebagai acuan pemerintah daerah dalam menyusun mitigasi gempabumi dan tsunami di daerahnya. 

Baca juga: Bagaimana Menara Pisa Bertahan dari Gempa Bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com