Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stunting pada Anak, Ketahui Dampak, Ciri, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Kompas.com - 28/07/2022, 11:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi psikososial pada 1.000 hari pertama umur anak.

Hal ini berbahaya karena bisa menimbulkan gangguan fungsi tubuh yang permanen hingga anak dewasa.

Ada banyak hal tentang stunting pada anak yang perlu orangtua ketahui, mulai dari dampak, ciri, penyebab hingga cara mencegahnya.

Baca juga: Jika Tak Ditangani Secara Tepat, Bayi Prematur Berisiko Alami Stunting

Dampak stunting pada anak

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena malnutrisi kronis atau infeksi kronis, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Kondisi gangguan-gangguan tersebut, akhirnya memberikan dampak bagi anak, baik dalam aspek kesehatan maupun aspke psikologisnya.

Beberapa dampak stunting pada anak yakni sebagai berikut.

Pertama, dari aspek kesehatan anak stunting. Anak stunting bisa mengalami gangguan gizi, yang bisa berpengaruh terhadap perkembangan otak, fisik dan organ-organ metaboliknya, yang dapat berkembang tidak optimal.

Dampak jangka panjang pada aspek kesehatan anak stunting ini yaitu perkembangan otaknya tidak optimal, yang bisa memengaruhi kemampuan kognitif anak dan pertumbuhan badannya yang cenderung pendek.

Anak dengan stunting juga berisiko mengalami hipertensi, obesitas, sakit jantung dan lain sebagainya.

Kedua, dampak psikologis anak stunting. Dampaknya berupa masalah emosi, kemampuan anak dalam bersoasialisasi, masalah motorik anak, dan lain sebagainya.

Berdasarkan studi UNICEF Indonesia tahun 2012, anak yang stunting prestasi pendidikannya cenderung buruk dibandingkan anak yang tidak stunting.

Akibatnya, banyak anak stunting yang putus sekolah karena kemampuan berpikirnya yang kurang.

Di usia 40 tahun, mereka yang mengalami stunting pun berisiko terkena penyakit metabolik disorder seperti kencing manis, dan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

Ciri-ciri anak stunting

Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda pada Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak, Muslicha, S.Sos, M.Si mengatakan, salah satu ciri anak stunting adalah pendek.

“Tapi selain pendek, mereka juga perkembangan kognitifnya kurang,” kata Muslicha dalam peluncuran iklan layanan masyarakat “Cegah Stunting itu Penting” pada Selasa (27/7/2022).

Pada umumnya, stunting sering kali dikenal untuk menyebutkan anak yang pendek.

Meskipun, para ahli selalu menegaskan bahwa pendek memang menjadi salah satu indikasi anak mengalami stunting, bukan berarti semua anak pendek itu mengalami stunting.

Lantaran mengalami kekurangan gizi menahun, bayi dengan stunting akan tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya.

Kendati tubuh pendek memang menjadi salah satu gejala stunting, tetapi ada beberapa ciri yang menunjukkan anak stunting.

Berikut tiga syarat seorang anak bisa dikatakan mengalami stunting:

- Anak bertubuh pendek (dibandingkan standar anak seusianya)
- Kecerdasan dan kemampuan berpikirnya cenderung rendah, di bawah rata-rata anak sebayanya
- Anak dengan stunting lebih mudah sakit.

Baca juga: 3 Penyebab Stunting Menurut WHO

Penyebab stunting pada anak

Berdasarkan penjelasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyebab stunting adalah gizi buruk, infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi psikososial.

Jika ketiga penyebab tersebut terjadi secara simultan dan terus-menerus pada 1.000 haripertama hidup bayi, maka akan menyebabkan stunting.

Risiko terkena stunting bertambah tinggi jika ketika masa kehamilan ibu hamil mengalami infeksi malaria, HIV, dan hipertensi.

Selain itu, ibu hamil yang tidak mencukupi kebutuhan gizi juga meningkatkan risiko anak terkena stunting.

Baca juga: 7 Provinsi Catat Angka Stunting Tertinggi Se-Indonesia, Ini Strategi Kemenkes untuk Mengatasinya

Cara mencegah stunting

Terkait persoalan stunting yang semakin mengkhawatirkan ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua terutama ibu untuk mencegah anak lahir stunting.

Berikut beberapa cara mencegah stunting yang bisa Anda lakukan.

1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
2. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI
3. Selalu pantau tumbuh kembang anak
4. jaga kebersihan lingkungan

Dalam membantu upaya mencegah peningkatan prevalensi stunting di Indonesia, Danone Indonesia juga ikut terlibat untuk memberikan iklan layanan masyarakat dengan tema “Cegah Stunting itu Penting”.

Ada enam pesan kunci yang bisa digunakan untuk mencegah anak stunting yang juga bisa Anda lakukan yaitu:

1. Minum tablet tambah darah setiap hari
2. Ikuti kelas Ibu hamil biar janin sehat
3. Cukup ASI saja sampai usia 6 bulan
4. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
5. Pakai Jamban Sehat, dan
6. Rutin ke Posyandu setiap bulan.

“Kami berharap inisiatif ini dapat mendukung target penurunan angka stunting di Indonesia dan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia dapat memahami tentang pencegahan stunting,” kata Vera Galuh Sujanto, selaku Vice President General Secretary Danone Indonesia dalam kesempatan yang sama.

Muslicha menambahkan, rutin ke posyandu setiap bulan bagi orangtua yang memiliki bayi akan sangat membantu mencegah dampak buruk dan risiko stunting itu terjadi.

“Jadi selain pertumbuhannya, berat badan, tinggi badan, juga akan dipantau perkembangannya,” tambahnya.

Baca juga: Cegah Anak Stunting sejak Sebelum Kehamilan dengan 6 Syarat Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com