Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Cara Diagnosis Cacar Monyet, Penyakit Darurat Kesehatan Global WHO

Kompas.com - 25/07/2022, 17:00 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber NHS,WHO

KOMPAS.com - Penyakit cacar monyet atau monkeypox telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan global. Infeksi virus monkeypox mendapatkan perhatian global setelah penyebarannya terus meluas di berbagai negara.

Virus cacar monyet adalah virus DNA untai ganda berselubung yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dari famili Poxviridae.

Monkeypox atau cacar monyet adalah virus zoonosis, atau virus yang ditularkan dari hewan ke manusia, dengan cara penularan dapat terjadi dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit (mukosa) dari hewan yang terinfeksi.

Penularan antarmanusia bisa terjadi akibat kontak dekat dengan sekret pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi virus.

Baca juga: WHO Tetapkan Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Ini Rekomendasi untuk Setiap Negara

Lantas, bagaimana mendiagnosis cacar monyet atau monkeypox?

Dilansir dari laman WHO, diagnosis secara klinis harus mempertimbangkan penyakit ruam lainnya, seperti cacar air, campak, infeksi kulit bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait pengobatan.

Adapun limfadenopati selama tahap prodromal (periode antara gejala awal dan gejala puncak) penyakit bisa menjadi gambaran klinis untuk membedakan cacar monyet dari cacar air atau cacar (variola).

Jika dicurigai sebagai kasus cacar monyet, petugas kesehatan harus mengumpulkan sampel dan membawanya ke laboratorium. Sampel diagnostik yang optimal untuk monkeypox berasal dari lesi kulit, cairan dari vesikel dan pustula, serta krusta kering.

Sampel lesi harus disimpan dalam tabung yang kering dan steril, tanpa media transpor virus, serta dijaga dalam suhu yang selalu dingin.

Konfirmasi cacar monyet tergantung pada jenis dan kualitas spesimen dan uji jenis laboratorium. Tes laboratorium dilakukan dengan reaksi berantai polimerase (PCR), yang memiliki akurasi dan sensitivitas memadai, tapi bila memungkinkan bisa dilakukan biopsi.

Baca juga: 20 Daftar Darurat Kesehatan yang Pernah Ditetapkan WHO, dari Ebola hingga Cacar Monyet

Dikarenakan secara serologis, Orthopoxvirus reaktif silang; metode deteksi antigen dan antibodi tidak memberikan konfirmasi spesifik monkeypox.

Oleh karena itu, metode deteksi serologi dan antigen tidak direkomendasikan untuk diagnosis atau investigasi kasus dengan sumber daya terbatas. Selain itu, vaksinasi berbasis vaccinia dapat menyebabkan hasil positif palsu.

Dalam hal mengintepretasikan hasil tes, penting mengetahui riwayat kondisi kesehatan pasien seperti tanggal timbulnya demam, tanggal timbulnya ruam, tanggal pengumpulan spesimen, tahap ruam, dan usia.

Periode penyakit cacar monyet

Ada dua klad genetik yang berbeda dari virus monkeypox, yaitu klad Afrika Tengah (Congo Basin) dan klad Afrika Barat. Secara historis, kade Kongo menyebabkan penyakit yang lebih parah dan dianggap lebih menular.

Dituliskan NHS, beberapa gejala dari infeksi cacar monyet atau monkeypox meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil, dan kelelahan.

Monkeypox memiliki masa inkubasi, interval dari infeksi hingga munculnya gejala, biasanya berlangsung 6-13 hari atau 5-21 hari.

Baca juga: CDC Peringatkan Cacar Monyet Muncul dengan Gejala Tidak Biasa, Apa Saja?

Halaman:
Sumber NHS,WHO
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com