Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2022, 13:00 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kusta adalah penyakit yang diakibatkan oleh infeksi Mycobacterium leprae, dan bisa dialami oleh siapa saja termasuk anak-anak maupun orang lanjut usia (lansia).

Meski begitu, penyakit kusta bisa disembuhkan bila dideteksi secara dini dan diberi pengobatan segera setelah munculnya gejala.

Adapun gejala kusta yang paling bisa terlihat ialah munculnya bercak putih pada kulit dan dapat disertai dengan mati rasa. Namun, bila tidak terdiagnosis maupun ditangani sedini mungkin, kusta berisiko tinggi menyebabkan kecacatan pada pasien.

"Kuman kusta ini kan menyerangnya saraf, kalau di tubuh kita sarafnya sudah enggak berfungsi, sistem nyeri juga tidak berfungsi," ujar Dokter umum di Puskesmas Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, dr Pratama Kortizona saat ditemui di Indramayu dalam kunjungan bersama Yayasan NLR Indonesia, Selasa (5/7/2022).

Baca juga: Ini Penyebab Kusta dan Gejala yang Harus Diwaspadai Sebelum Cacat Permanen

"Bisa terjadi luka, borok, infeksi, habis itu kalau tidak diobati bisa menyebabkan kecacatan, jadi tangannya sulit digerakkan karena sarafnya sudah rusak. Kalau di mata bisa menyebabkan kebutaan," tambahnya.

Oleh sebab itu, Pratama mengingatkan agar masyarakat yang memiliki gejala kusta untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.

"Memang harusnya lebih cepat lebih bagus untuk deteksi dini ya, karena kalau sudah cacat kita tidak bisa mengembalikan kecacatannya. Tapi kalau misalkan baru (muncul) bercak kita obati sembuh, dan orang yang sakit juga bisa bekerja seperti orang biasa," terangnya.

Kusta sendiri dapat menular melalui kontak langsung ataupun droplet. Hanya saja, penularannya tidak secepat infeksi penyakit lain seperti batuk, pilek, maupun Covid-19.

"Sehari kontak, enggak langsung menularkan. Itu biasanya kontak yang lama, bisa sampai setahun, dua tahun, atau bahkan lebih," jelas Pratama.

Baca juga: Kasus Kusta Masih Tinggi, Indonesia Berada di Urutan Tiga Teratas Dunia

Risiko penularan kusta dialami oleh mereka yang berkontak setiap hari dengan penderita kusta yang belum diobati. Sebaliknya, pasien kusta yang sudah diobati, menurut dia, tidak lagi menularkan bakteri kepada orang lain.

Diagnosis dan pengobatan kusta

Gejala khas kusta ditandai dengan bercak putih pada kulit. Diagnosis kusta, kata Pratama, dilakukan dengan melihat secara langsung pada bercak di tubuh pasien.

Kemudian, dokter akan mengevaluasi apakah saraf pasien masih berfungsi, dengan menyentuhkan kapas maupun lidi pada bagian lesi atau bercaknya.

"Biasanya kalau kusta, dia sarafnya sudah enggak sensitif. Meskipun pakai rangsangan, nyeri yang ringan juga enggak kerasa," ucapnya.

Sejauh ini, pengobatan kusta dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk puskesmas. Masyarakat juga bisa mendapatkan obat secara gratis selama masa pengobatan berlangsung.

Dokter Pratama menyampaikan bahwa durasi pengobatan kusta bergantung pada jumlah bercak yang muncul.

Baca juga: Bercak Putih Termasuk Gejala Kusta, Kapan Perlu Waspada?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com