Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Khusus Omicron untuk Booster Diklaim Meningkatkan Perlindungan, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 04/07/2022, 09:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Reuters


KOMPAS.com - Badan Obat Eropa (EMA) mengatakan bahwa vaksin virus corona yang khusus dimodifikasi untuk melawan jenis varian Omicron disebut dapat meningkatkan perlindungan, ketika vaksin tersebut dijadikan sebagai booster.

Penjelasan tentang vaksin booster khusus Omicron itu disampaikan EMA pada Jumat (1/7/2022), seperti dikutip dari Reuters (4/7/2022).

EMA mengatakan bahwa regulator global telah menyetujui prinsip-prinsip utama untuk memperbarui sasaran Covid-19 dalam menanggapi varian virus corona yang bermunculan saat ini.

Kendati demikian, para ahli di EMA masih meyakini bahwa vaksin Covid-19 yang ada saat ini, sudah dapat memberikan perlindungan yang baik, bahkan dapat mencegah keparahan, rawat inap dan kematian.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa saat ini efektivitas vaksin berbagai platform yang telah dikembangkan menghadapi pukulan besar saat virus berevolusi.

Baca juga: Omicron Tingkatkan Kasus Covid-19 di Indonesia, Perlukah Vaksin Booster Kedua?

Dengan adanya vaksin booster khusus Omicron atau disebutnya sebagai bivalen Omicron, yang berarti vaksin yang mencakup strain baru dan strain virus corona asli, menurut EMA, akan dapat meningkatkan dan memperluas perlindungan terhadap infeksi virus tersebut.

Pernyataan tentang vaksin khusus Omicron yang disampaikan EMA tersebut, merujuk secara khusus pada vaksin mRNA, baik yang dikembangkan oleh Pfizer maupun Moderna.

Dua perusahaan pengembang ini telah menguji versi retooled dari vaksin mRNA Covid-19 mereka dengan memasukkan varian Omicron.

Sementara itu, vaksin Covid-19 lain yang sedang dikembangkan yang mencakup varian lain, misalnya varian Beta, kemungkinan juga dipertimbangkan untuk digunakan sebagai vaksin booster khusus.

Baca juga: 2 Kandidat Vaksin Pfizer-BioNTech Diklaim Tingkatkan Respons Kekebalan terhadap Varian Omicron

Vaksin Covid-19 Tangkal Penularan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5Shutterstock Vaksin Covid-19 Tangkal Penularan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Tentunya, jika data uji klinis menunjukkan tingkat netralisasi terhadap Omicron dan varian lain yang menjadi perhatian.

Hal ini, sejalan dengan panduan WHO bahwa vaksin booster khusus Omicron dapat memulihkan perlindungan jenis virus corona yang muncul.

Regulator lain di Amerika Serikat, FDA, juga mengatakan bahwa mereka akan mencari inklusi secara khusus dari strain Omicron BA.4 dan BA.5 yang lebih baru.

Seperti diketahui bahwa kedua subvarian Omicron tersebut telah mendorong lonjakan kasus Covid-19 secara global.

Kepala komite penasihat WHO, pada Selasa pekan lalu telah mempertimbangkan suntikan vaksin yang dimodifikasi.

Baca juga: Vaksin Booster Baru Moderna Diklaim Ampuh Lawan Omicron, Bisa Disuntikkan Setahun Sekali

Mereka lebih memilih vaksin booster berbasis subvarian BA.1, dengan alasan bahwa varian virus corona tersebut lebih berbeda dan dapat menghasilkan respons yang lebih besar dibandingkan subarian yang beredar baru-baru ini, yakni subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Pejabat tinggi FDA, Peter Marks mengatakan bahwa regulator dari negara lain secara serius mempertimbangkan untuk menggunakan vaksin booster baru berdasarkan varian Omicron BA.1 yang disebut telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang besar pada musim dingin lalu.

Sebab, suntikan vaksin booster khusus berbasis Omicron BA.1 dapat lebih cepat tersedia, dibandingkan vaksin booster khusus Omicron berbasis BA.4 atau BA.5 yang rencananya akan digunakan di Amerika Serikat.

Terkait vaksin booster khusus Omicron ini, EMA akan memberikan rincian lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga: Studi CDC Ungkap Vaksin Booster Dibutuhkan untuk Melawan Omicron

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com