Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria di Austria Alami Penyakit Gonore Langka yang Tak Bisa Diobati Antibiotik

Kompas.com - 03/07/2022, 12:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber The Hill

KOMPAS.com - Seorang pria asal Austria dilaporkan telah tertular penyakit kelamin raja singa, atau gonore super langka pada April 2022 lalu.

Pasien berusia 50 tahun itu, mengaku tertular gonore usai melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seorang pekerja seks selama berada di Kamboja.

Temuan kasus gonore yang langka ini pun diungkapkan dalam jurnal medis Eurosurveillance, dan diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa.

Umumnya, orang yang terjangkit gonore cukup diobati dengan antibiotik Ceftriaxone, dan dikombinasikan dengan Azitromisin untuk menghilangkan gejala.

Baca juga: Mengenal Gonore, Penyakit Menular Seksual yang Dapat Menyerang Pria dan Wanita

Namun, infeksi gonore yang dialami pria itu resisten atau tidak mempan dengan keduanya, sehingga tim peneliti menyebutnya gonore yang langka.

Dilansir dari The Hill, Jumat (1/7/2022) pria asal Austria tersebut memeriksakan diri ke spesialis urologi, karena mengeluhkan rasa sakit saat buang air kecil dan keluar cairan dari uretranya.

Kemudian, dia menjalani tes usap (swab) uretra yang menunjukkan adanya infeksi strain Neisseria gonorrhoeae, yang resistan terhadap obat.

Dua pekan selanjutnya gejala yang dialami mulai mereda setelah diberikan pengobatan biasa, tetapi hasil tes menunjukkan pasien masih positif gonore.

Ia juga diberikan resep antibiotik lain berupa asam amoksisilin-klavulanat. Setelah tujuh hari, pasien kembali menjalani tes di mana hasilnya menunjukkan negatif gonore.

Berdasarkan temuannya itu, peneliti mencatat bahwa kasus ini memperlihatkan bahwa semakin resistennya patogen penyebab gonore. Dampaknya, kata mereka, bisa menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Istilah super gonore sendiri menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengacu pada strain yang memiliki resistensi antimikroba tingkat tinggi.

Pihaknya menyebut, strain goonore yang resisten ini dapat berkembang dan menyebar akibat mutasi genetik pada bakteri Neisseria gonorrhoeae, ataupun dikarenakan penggunaan antibiotik yang berlebihan.

WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sepakat, bahwa gonore menjadi lebih baik dalam menghindari pengobatan selama bertahun-tahun.

Resistensi antimikroba (AMR) pada gonore sebenarnya muncul tak lama setelah pengenalan antimikroba pada awal abad ke-20,” ujar Petugas Medis WHO, Dr Teodora Wi.

Baca juga: Darurat, Strain Gonore yang Kebal Antibiotik Mendunia

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber The Hill
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com