KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin pernah merasa lebih sering digigit nyamuk dibandingkan orang lain di sekitar mereka. Kini, para peneliti mengetahui penyebab nyamuk lebih tertarik untuk menggigit seseorang, yakni salah satunya dikarenakan virus zika dan virus dengue.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Cell pada 30 Juni 2022, para peneliti mencatat bahwa kedua virus tersebut mampu untuk mengubah aroma seseorang, sehingga menarik bagi nyamuk.
Dengan demikian, nyamuk bisa menularkan virus penyebab penyakit dari satu organisme ke organisme lainnya.
Ahli imunologi dari University of Connecticut Health sekaligus peneliti studi Penghua Wang mengungkapkan, timnya telah melakukan serangkaian eksperimen untuk membuktikan teori tersebut.
Baca juga: Bagaimana Nyamuk Mendeteksi Bau Manusia untuk Digigit?
Mereka memaparkan virus zika atau virus dengue pada dua kelompok tikus di laboratorium. Hasilnya ditemukan bahwa nyamuk mengerubungi tikus yang terinfeksi salah satu virus itu.
"Dua virus ini bisa mengubah aroma tubuh seseorang menjadi lebih menarik bagi nyamuk," ujar Wang dilansir dari NPR, Kamis (30/6/2022).
Menurut studinya, tim peneliti mengatakan ada molekul bau pada kulit tikus dengan virus demam berdarah, yang membuatnya jauh lebih rentan terhadap gigitan nyamuk.
Molekul tersebut bernama acetophenone -- senyawa volatil yang sebagian besar diproduksi oleh mikrobiota kulit, dan merangsang penciuman nyamuk.
"Sebagai catatan, emisi acetophenone lebih tinggi pada pasien demam berdarah dibandingkan pada orang sehat," tulis mereka.
Para peneliti juga menemukan, nyamuk juga tertarik pada bau orang yang menderita demam berdarah. Dengan demikian, mereka mungkin bisa menemukan pengobatan yang lebih baik untuk penyakit DBD.
Temuan tersebut turut menunjukkan peluang pengobatan, karena setelah memberi tikus yang terinfeksi suplemen vitamin A oral, minat nyamuk untuk menggigitnya ikut berkuang.
Hal itu mungkin memberikan petunjuk, mengapa demam berdarah dan zika menyebar di wilayah tertentu.
Wang mengatakan bahwa kekurangan vitamin A umum terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di mana penyakit yang ditularkan nyamuk ini lazim ditemukan.
Dia berharap, penelitian di masa depan dapat menyelidiki apakah penambahan asupan vitamin A pada makanan, dapat mengurangi kemungkinan individu yang rentan digigit nyamuk penyebab penyakit berbahaya.
Baca juga: Apa yang Akan Terjadi jika Semua Nyamuk di Dunia Hilang?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.