Hal inilah yang juga membuat masa pemulihan lebih cepat. Subvarian BA.4 dan BA.5 cenderung menyebabkan gejala lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya.
Baca juga: Gejala Subvarian BA.4 dan BA.5 yang Paling Sering Dikeluhkan di Indonesia
Beberapa gejala subvarian BA.4 yang paling banyak dikeluhkan di Indonesia sebagai berikut:
Sementara itu, gejala subvarian BA.5 yang paling banyak dikeluhkan meliputi:
Gejala berupa anosmia dan kehilangan bau menjadi gejala yang paling sedikit dikeluhkan.
Baca juga: Subvarian BA.2.12.1 Menyebar di Amerika Serikat, Apa Saja Gejalanya?
Sebelumnya, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menegaskan, peluang subvarian BA.4 dan BA.5 untuk menjadi gelombang baru tetap ada.
Pelonggaran yang berlebihan dan tidak terukur, termasuk pengabaian protokol kesehatan berperan serta dalam penyebaran dua subvarian ini.
Meskipun keparahan dari kasus-kasus yang dilaporkan tidak terlihat lebih menonjol karena modal imunitas masyarakat lebih baik, infeksi pada orang yang belum memiliki imunitas bisa menjadi serius.
Jumlah virus dari kedua subvarian lebih banyak terdeteksi di hidung dibandingkan tenggorokan. Subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki kemampuan infeksi ulang atau tingkat reinfeksi yang tinggi.
Baca juga: Ketahui Gejala Subvarian BA.4 dan BA.5, Keturunan Omicron yang Sudah Ditemukan di Indonesia
Menghadapi potensi lonjakan kasus, Kemenkes telah mempersiapkan peningkatan telemedisin yang telah menjangkau 13 area di seluurh Indonesia.
Masyarakat diimbau agar tidak terlalu panik dan selalu waspada dalam menghadapi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Tanah Air.
Selain itu, tetap diminta untuk menggunakan masker di tempat ramai, transportasi umum, di dalam ruangan, serta saat memiliki gejala flu atau batuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.