Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Jenis Kelainan Jantung yang Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia

Kompas.com - 01/07/2022, 13:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memasuki hari ke 28 operasional haji tahun ini, penyakit jantung mendominasi kematiaan jemaah haji di Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI dalam laman resminya melaporkan, bahwa terdapat banyak sekali laporan kasus kematian jemaah haji asal Indonesia yang diakibatkan oleh penyakit jantung.

Laporan sampai artikel ini diterbitkan, dari 14 kematian, 12 diantaranya meninggal akibat penyakit jantung.

Baca juga: Jemaah Haji dan Umrah Wajib Vaksinasi, Ini Alasannya

Data dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, hingga Senin (27/6/2022), dari sebanyak 462 jemaah yang menjalani pemeriksaan rawat jalan, 42 orang diantaranya terkait dengan kelainan jantung.

Sementara dari total 179 jemaah yang menjalani rawat inap, 13 orang diantaranya merupakan pasien jantung.

Tim dokter KKHI Makkah, dr. Mohammad Rizki Akbar, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, menjelaskan terdapat tiga jenis kelainan jantung yang dialami jemaah dan dirawat jalan dan rawat inap di KKHI Makkah.

Berikut ini tiga jenis kelainan jantung yang sering diderita jemaah haji Indonesia

1. Gagal jantung

Pada kelompok ini, jemaah mengeluh sering mengalami sesak napas, mudah lelah saat beraktivitas atau biasanya ditandai dengan adanya bengkak di tungkai kaki.

“Kelompok pertama yang paling banyak masuk kepada kelompok gagal jantung,” ungkap dr. Rizki.

“Biasanya terjadi karena minum obat tidak teratur, atau aktivitas ibadah fisik yang terlalu berat” tambahnya.

Gagal jantung adalah kondisi di mana jantung tidak dapat lagi memompa cukup darah, untuk memenuhi kebutuhan oksigen akibat terganggunya kinerja otot jantung.

Gagal jantung menyebabkan otot jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan darah dan oksigen pada tubuh, sehingga membutuhkan penanganan cepat dan tepat.

2. Keluhan nyeri dada

Kelompok kedua adalah pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada. Kondisi ini dimungkinkan terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah di jantung.

Kemenkes pun telah merilis lokasi keluhan nyeri dada yang harus diwaspadai karena dapat berkaitan dengan serangan jantung. Di antaranya sebagai berikut.

- Di belakang tulang dada
- Di belakang tulang dada menjalar ke leher
- Dari belakang dada ke bahu dan lengan
- Dari dada menjalar ke rahang
- Dari dada kiri bawah ke ulu hati (sering ditafsirkan sakit maag)
- Di daerah punggung di antara kedua belikat

Meskipun keluhan nyeri dada tidak selalu berarti potensi serangan jantung, tetapi jemaah haji perlu mewaspadai potensi keluhan nyeri dada tersebut dan lokasi nyeri itu sendiri.

Baca juga: Pasien Gagal Jantung Rentan Rawat Inap Berulang, Dokter Ungkap Sebabnya

 

3. Keluhan jantung berdebar

Sementara itu, kelompok ketiga adalah pasien yang datang dengan keluhan jantung berdebar.

“Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada irama jantungnya” jelasnya.

Hal pertama yang disarankan jika merasakan keluhan tiga diatas, jemaah yang memiliki faktor risiko jantung harus segara melapor ke petugas kesehatan di kloter.

Keluhan ini dapat disampaikan kepada dokter atau perawat, sehingga dapat segera dilakukan evaluasi terhadap kondisi jemaah, dan akan mendapatkan tindakan sesuai dibutuhkan jemaah.

“Sehingga mereka bisa langsung lakukan evaluasi apakah ini terkait dengan perburukan kondisi ataukah tidak. Dengan demikian kita bisa melakukan pelayanan pengobatan di KKHI,” kata Rizky.

Baca juga: Apa Penyebab Jantung Berdebar Kencang?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com