Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2022, 10:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi bahwa puncak gelombang Covid-19 terkait subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi pada pertengahan Juli 2022.

Dia mengatakan, kenaikan kasus infeksi Covid-19 diperkirakan terjadi pada pekan kedua atau ketiga bulan Juli mendatang.

Puncak gelombang Covid-19 kali ini, lanjut dia, diprediksi tidak akan setinggi kasus yang diakibatkan varian sebelumnya.

Baca juga: Subvarian BA.4 dan BA.5 Mampu Hindari Antibodi, Apakah Vaksin Covid-19 Masih Efektif?

"Kalau Omicron mungkin butuh satu sampai satu setengah bulan untuk sampai ke puncak, ini (BA.4 dan B.5) kurang dari satu bulan," ujar Budi kepada wartawan di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rabu (29/6/2022).

"Jadi udah sampai puncak, turun lagi. Itu sebabnya kenapa saya bilang minggu kedua minggu ketiga Juli-lah puncaknya kita lihat angkanya di mana," lanjutnya.

Bila berkaca dari data di Afrika Selatan, puncak subvarian BA.4 dan BA.5 berada di kisaran 30 persen.

Artinya, jika puncak kasus Omicron BA.1 mencapai 50.000 kasus, estimasi puncak kasus BA.4 dan B.5 sekitar 16.000 hingga 17.000 kasus.

Dia juga menyampaikan, kasus pasien yang dirawat di rumah sakit hingga kematian, tidak akan setinggi puncak Omicron sebelumnya, apalagi gelombang Delta.

Secara nasional, kasus rawat inap pasien Covid-19 di rumah sakit per 28 Juni 2022 tercatat sebanyak 1.616 orang.

"Nasional kasusnya kalau dibanding Delta flat, Jawa-Bali flat. Rumah sakitnya flat juga. Kalau ditanya kesiapan obat sama rumah sakit enggak ada apa-apanya. Karena enggak ada kenaikan (kasus)," imbuhnya.

Adapun per 28 Juni 2022 Kemenkes mencatat jumlah sebaran kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia melonjak menjadi 739 kasus. Sebanyak 71 kasus disebabkan subvarian BA.4, dan 668 kasus merupakan BA.5.

Kedua subvarian Omicron tersebut ditemukan sejumlah daerah Indonesia, di antaranya Bali, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan terbanyak DKI Jakarta.

"Jadi ya akan lumayan yang tertular, tapi yang penting masuk rumah sakitnya kosong. Tempat Pak Syahril (Direktur RSPI Sulianti Saroso) yang masuk 10 orang, waktu Omicron yang dulu lebih penuh, kalau zaman Delta sampai antre-antre," ungkap Menkes Budi

Baca juga: Kasus Subvarian BA.4 dan BA.5 Banyak Dialami Orang Usia Produktif, Ini Penjelasannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com