Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacar Monyet: Informasi Lengkap yang Harus Anda Ketahui

Kompas.com - 28/06/2022, 16:33 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comCacar monyet di Indonesia tengah menjadi keresahan karena dikhawatirkan menginfeksi banyak orang di Indonesia. Banyak yang belum tahu informasi lengkap mengenai wabah cacar monyet. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang penyakit cacar monyet.

Penyakit cacar monyet

Cacar monyet adalah penyakit viral zoonosis atau virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan. Cacar monyet berasal dari Afrika Tengah dan Afrika Barat, namun terus meluas ke daerah urban dan saat ini sudah menjadi pandemi di banyak negara.

Semua pihak harus bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyakit ini untuk menekan laju penyebaran penyakit. Dilansir dari World Health Organization (WHO), kasus cacar monyet yang saat ini ada didominasi oleh pria yang berhubungan badan dengan pria atau homoseksual.

Penyebab cacar monyet

Penyebab cacar monyet adalah virus Orthopoxvirus yang berasal dari genus Poxviridae. Terdapat dua klad atau kelompok virus, yaitu yang berasal dari Afrika Tengah dan dari Afrika Barat. Klad yang berasal dari Kongo disebut membuat gejala yang lebih parah dan lebih mudah menular.

Penularan cacar monyet terjadi melalui perantara hewan, seperti tupai pohon, tikus, primata, dan beberapa spesies lainnya. Belum begitu jelas bagaimana virus ini bertahan berada di alam sehingga terus menularkan ke manusia.

Penularan cacar monyet ke manusia terjadi melalui kontak langsung dari manusia dengan darah, cairan tubuh, dan luka pada kulit atau mukosa hewan. Selain itu, memakan daging yang kurang matang diyakini menjadi salah satu faktor risiko penularan ke manusia. Oleh karena itu, orang yang tinggal di hutan atau di dekatnya perlu waspada akan paparan dari hewan-hewan tersebut.

Asal usul cacar monyet

Cacar monyet pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Republik Kongo pada bayi laki-laki berumur 9 bulan. Kasus terus bertambah dan sebagian besar kasus terjadi di daerah pedesaan dan hutan hujan.

Sejak saat itu, penyakit zoonosis ini terus menyebar ke berbagai negara. Salah satu negara dengan kasus cacar monyet tertinggi adalah Nigeria. Sejak tahun 2017 hingga sekarang, Nigeria telah melaporkan lebih dari 500 suspek dan lebih dari 200 kasus terkonfirmasi. Tingkat kefatalan infeksi cacar monyet di negara ini mencapai 3 persen.

Kasus cacar monyet di luar Afrika pertama kali terjadi pada tahun 2003 di Amerika Serikat dan menyebabkan lebih dari 70 kasus infeksi. Pada tahun 2018, cacar monyet juga ditemukan di Israel dan Inggris. Setelah itu pada tahun 2019, kasus ini ditemukan di Singapura.

Tahun 2022 lebih mengkhawatirkan dengan data menunjukkan lebih dari 12 negara telah terinfeksi di waktu yang bersamaan. Hal ini menunjukkan sebaran cacar monyet yang tidak lagi terlokalisasi di Afrika, namun juga ke berbagai negara.

Gejala cacar monyet

Masa inkubasi virus ini bervariasi dari 5 sampai 21 hari. Setelah muncul gejala, maka kelompok gejala dapat dibagi menjadi dua berdasarkan fasenya.

1. Fase invasi

Fase invasi terjadi pada hari 0 sampai 5 dengan gejala sebagai berikut:

  • Demam
  • Sakit kepala parah
  • Limfadenopati (kelenjar getah bening membengkak)
  • Nyeri punggung
  • Sakit otot
  • Lemas

2. Fase erupsi

Fase erupsi terjadi 1 sampai 3 hari setelah munculnya demam. Pada fase ini akan muncul lesi-lesi bulat berisi air yang terkonsentrasi pada wajah, kaki, dan tangan. Selain itu, lesi juga ditemukan pada bagian dalam mulut, mata, dan alat genital. Lesi ini akan pecah, mengering, dan mengelupas.

Ada pula sebagian kasus yang pada fase erupsi hanya menunjukkan ruam kemerahan pada kulitnya tanpa adanya lesi bulat berisi air.

Penyakit ini belum ada obatnya dan akan sembuh dengan sendirinya setelah 2 sampai 4 minggu. Namun, pasien harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter.

Secara umum, tingkat kefatalan kasus ini cukup tinggi, yaitu mencapai 11 persen. Kasus yang fatal biasanya menyebabkan komplikasi yang lebih serius yang sulit disembuhkan, seperti pneumonia dan infeksi pada otak atau ensefalitis.

Baca juga: Mutasi Virus Cacar Monyet Diduga Lebih Cepat dari Perkiraan, Studi Jelaskan

Perbedaan cacar monyet, cacar api, dan cacar air

Ketiga jenis cacar ini memiliki gejala yang hampir mirip, terutama jika hanya dilihat sekilas saja. Namun, ada beberapa hal mendasar yang membedakan infeksi ketiganya sebagai berikut:

  • Ketiganya disebabkan oleh virus yang berbeda
  • Cacar air dan cacar api jauh lebih menular daripada cacar monyet
  • Cacar monyet menyebabkan limfadenopati, sedangkan kedua lainnya tidak atau jarang
  • Lesi kulit pada cacar monyet lebih sedikit dan terkonsentrasi pada bagian tubuh tertentu.

Segera hubungi fasilitas layanan kesehatan terdekat jika Anda atau keluarga Anda terindikasi terkena cacar monyet agar mendapat penanganan yang tepat dan tidak menularkannya kepada lingkungan sekitar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com