Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2022, 13:00 WIB
The Conversation,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Oleh: Kevin Duffy

MANUSIA adalah makhluk yang sangat visual. Hampir setengah dari otak kita fokus untuk memproses informasi visual. Bahkan, sebagian besar jaringan otak yang bertanggung jawab untuk menyediakan pengelihatan telah terbentuk sejak awal perkembangan janin.

Ini berarti bahwa sejak masa kelahiran kita, kita mulai mengumpulkan berbagai pengalaman dan kenangan hidup yang sangat bergantung pada penglihatan.

Sepanjang hayat, kita mengaitkan sebagian besar interaksi kita dengan gambaran visual, ketimbang dengan ingatan dan pengalaman yang terbentuk lewat indera pendengaran atau penciuman. Jadi, bagi kita yang memiliki penglihatan yang “normal”, mimpi kita saat tidur dipenuhi gambaran visual yang kita alami langsung saat mata kita terbuka.

Untuk memahami bagaimana orang-orang buta bermimpi dalam tidurnya, kita perlu membedakan pengalaman dari mereka yang telah buta sejak lahir dengan mereka yang baru mengalami kebutaan di tengah perjalanan hidup.

Baca juga: Arti Sebuah Mimpi, dari Mimpi Gigi Copot hingga Selingkuh

Tampak jelas dan imajinatif

Manusia yang lahir tanpa penglihatan tidak mampu mengumpulkan memori visual, jadi mereka memahami dunia sepenuhnya melalui indera yang lain. Akibatnya, orang-orang dengan kebutaan saat lahir mengembangkan kemampuan luar biasa untuk memahami dunia melalui serangkaian pengalaman dan ingatan yang berasal dari indera non-visual mereka.

Mimpi-mimpi dari seseorang yang terlahir buta bisa tetap sejelas dan seimajinatif mereka yang memiliki penglihatan “normal”. Bagaimanapun, mimpi-mimpi itu tetap unik, karena terbentuk dari pengalaman dan memori non-visual yang mereka kumpulkan.

Ketika seseorang dengan pengelihatan “normal” bermimpi tentang seorang teman menggunakan kenangan visual dari bentuk, pencahayaan, dan warna yang mereka lihat langsung; orang buta akan mengaitkan teman yang sama dengan kombinasi unik dari indera non-visual mereka yang menggambarkan teman itu.

Dengan kata lain, orang-orang yang buta sejak lahir secara umum memiliki pengalaman bermimpi yang serupa, tetapi mereka tidak bermimpi dalam bentuk gambar.

Baca juga: Sering Mimpi Buruk Covid-19 Selama Pandemi? Anda Tidak Sendiri

Pengalaman mimpi seseorang yang kehilangan penglihatan di kemudian hari akan sangat berbeda dari seseorang yang buta sejak lahir. Orang-orang yang kehilangan penglihatan di kemudian hari memiliki kemampuan untuk mengumpulkan banyak pengalaman visual yang dapat muncul dalam mimpi mereka dan dengan cara yang sangat mirip dengan orang yang dapat melihat.

Menariknya – sebagaimana kita bisa prediksikan – mimpi orang yang mengalami kebutaan di tengah perjalanan hidupnya menjadi kurang visual seiring hidupnya berjalan tanpa penglihatan dan beralih mengumpulkan lebih banyak pengalaman tanpa indera pengelihatan.

Kevin Duffy

Professor, Department of Psychology and Neuroscience, Dalhousie University

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Curious Kids: Apa yang dimimpikan orang buta saat mereka tidur?". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com