Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayapada Hospital

Mayapada Hospital merupakan salah satu rumah sakit swasta terbaik yang didirikan oleh Mayapada Healthcare Group. Bekerjasama dengan National Healthcare Group (NHG) Singapore, Mayapada Hospital menyediakan pelayanan kesehatan berstandar internasional di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Surabaya.

Adakah Obat atau Terapi yang Terbukti Menyembuhkan Hipertensi?

Kompas.com - 04/06/2022, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com - Apakah penyakit hipertensi bisa disembuhkan? Bila iya, bagaimana cara menyembuhkannya? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin sering ditanyakan oleh penderita hipertensi di seluruh dunia, termasuk seorang pembaca Kompas.com @Hudisanyoto.

Lewat Instagram @my.kindoflife, dia menyampaikan pertanyaannya untuk subrubrik Halo Prof sebagai berikut:

"Yang terbukti menyembuhkan hipertensi apa dok?"

Pertanyaan ini dijawab oleh dr. Saskia Dyah Handari, Sp.JP(K)., FESC, FAsCC, FASE, Spesialis Jantung & Pembuluh Darah dari Mayapada Hospital Surabaya. Berikut paparannya:

Halo Pak @Hudisanyoto,

Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.

Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah yang meningkat melebihi 140/90, dibagi menjadi dua kategori:

  • Hipertensi primer yang tidak diketahui sebabnya dan seringkali dikaitkan dengan faktor genetik atau keturunan
  • Hipertensi sekunder yang disebabkan oleh masalah di organ tubuh atau kondisi medis sebelumnya, misalnya kerusakan jaringan ginjal, tumor di kelenjar supra-adrenal atau pheochromocytoma, dan penyempitan pembuluh darah ginjal atau renal artery stenosis.

Faktanya penyakit darah tinggi ini tidak bisa sembuh, seperti pada penyakit infeksi bakteri yang jika kita berikan antibiotik beberapa hari bisa dinyatakan sembuh karena bakteri sudah hilang, tapi kondisi hipertensi perlu dikendalikan seumur hidup.

Pengendalian berdasarkan jenis hipertensi itu sendiri, misalnya hipertensi primer dengan terapi non farmakologi yang meliputi perubahan gaya hidup dan obat anti hipertensi.

Perubahan gaya hidup antara lain, diet rendah garam termasuk penyedap rasa yang mengandung kadar natrium tinggi, olahraga teratur, diet tinggi serat termasuk sayur dan buah.

Jika dengan perubahan gaya hidup belum tercapai tekanan darah yang optimal, pemberian obat tekanan darah diperlukan untuk menghindari komplikasi hipertensi seperti stroke, gagal jantung dan gagal ginjal.

Sementara itu, untuk hipertensi sekunder, tergantung penyebabnya, misal jika disebabkan karena tumor maka pembuangan tumor diperlukan.

Pemberian obat-obatan tertentu dan obat anti hipertensi diperlukan sesuai dengan kondisi medis dan anjuran dokter. Selain itu tatalaksana modifikasi gaya hidup tetap memegang peranan penting, dan tetap dilanjutkan meskipun pasien sudah diberikan obat anti hipertensi maupun obat pendamping lainnya.

dr. Saskia Dyah Handari, Sp.JP(K)., FESC, FAsCC, FASE

Spesialis Jantung & Pembuluh Darah

Mayapada Hospital Surabaya

dr. Saskia Dyah Handari, Sp.JP(K)., FESC, FAsCC, FASE 
Spesialis Jantung & Pembuluh Darah
Mayapada Hospital SurabayaMayapada Hospital Surabaya dr. Saskia Dyah Handari, Sp.JP(K)., FESC, FAsCC, FASE Spesialis Jantung & Pembuluh Darah Mayapada Hospital Surabaya

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kind of Life (@my.kindoflife)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com