Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gitaris Kahitna Andrie Bayuajie Ditangkap, Mengapa Banyak Artis Terjerat Narkoba?

Kompas.com - 03/06/2022, 15:00 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gitaris Kahitna Andrie Bayuajie ditangkap aparat dikarenakan penyalahgunaan narkoba ramai diperbincangkan khalayak.

Dilansir dari artikel Kompas.com hari ini (3/6/2022); Andrie Bayuajie menggunakan psikotropika berjenis obat valdimex diazepam yang dibelinya tanpa resep dokter secara online.

Dia mengaku menggunakan obat tersebut untuk beristirahat atau mempermudah tidur setelah beraktivitas.

Kejadian ini sebetulnya bukan kali pertama artis terjerumus narkoba. Sebelumnya sudah banyak publik figur yang terciduk pihak berwenang karena kecanduan.

Lantas, mengapa banyak artis terjerat narkoba?

Dokter adiksi dan peneliti di Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience Jakarta dr Hari Nugroho, MSc menjelaskan, terdapat beragam alasan penggunaan narkoba, seperti fun, forget, dan function (3F).

Baca juga: Ardhito Pramono Terjerat Narkoba, Pahami Karakteristik dan Zat Adiktif pada Ganja

Fun untuk alasan yang sifatnya rekreasional. Forget untuk mengurangi atau menghilangkan rasa tidak enak atau nyeri fisik maupun psikis, misal lagi banyak problem, cemas, depresi, atau ada nyeri fisik yang kronis karena penyakit tertentu, dan function misal supaya bisa fokus, kreatif, supaya bisa bekerja,” jelas Hari seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 15 Desember 2021.

Selain 3F, ada juga pengguna narkoba yang mempunyai rasa yakin bahwa obat-obatan terlarang tersebut bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi.

“Inilah yang menjerumuskan dalam penyalahgunaan (narkoba). Terlebih jika lingkungan sekitarnya juga banyak pengguna, sehingga akses juga lebih mudah, apalagi dengan zaman teknologi seperti sekarang,” papar Hari.

Menurut dia, media sosial juga memberikan peran dalam hal ini. Media sosial justru kerap digunakan untuk hal-hal negatif seperti dimanfaatkan untuk berjualan narkoba.

“Faktor-faktor inilah yang kemudian memengaruhi orang pakai narkoba, terlebih jika secara genetik mewarisi gen kecanduan dari orang tuanya, maka risikonya akan lebih besar untuk mengalami gangguan penggunaan zat. Jadi, tidak ada single factor, sering kali karena faktor yang kompleks,” pungkas dia.

Baca juga: Rio Reifan Kembali Ditangkap, Kenapa Pencandu Sulit Lepas dari Narkoba?

Lebih lanjut, pemberitaan Kompas.com pada 30 Desember 2019 menuliskan, beberapa jenis narkoba digunakan untuk proses penyembuhan mental dikarenakan efeknya dapat menenangkan.

Efek inilah yang menjadi pemicu seseorang ingin terus menggunakan narkoba, bahkan beberapa orang ingin memperoleh ketenangan yang bersifat halusinasi.

Melansir American Addiction Centers, narkoba dapat memengaruhi pusat imbalan (reward center) pada otak. Zat adiktif ini bisa memicu pelepasan senyawa dopamin yang menimbulkan efek gembira.

Namun, efek gembira dari mengonsumsi narkoba akan menurun seiring berjalannya waktu. Dosis narkoba yang biasa dikonsumsi lambat laun tidak lagi menimbulkan rasa gembira yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com