Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Tak Lolos Bintara Polri karena Buta Warna Parsial, Kondisi Apa Itu?

Kompas.com - 31/05/2022, 12:30 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengakuan Fahri Fadilah Nurizki yang lulus seleksi calon bintara Polda Metro Jaya namun mendadak dicoret menjelang pendidikan ramai diperbincangkan masyarakat.

Fahri membuat video pengakuan mengenai kegagalannya berangkat menempuh pendidikan polisi. Namanya mendadak hilang dalam daftar calon dan berganti nama orang lain beberapa hari menjelang waktu pendidikan.

Polda Metro Jaya angkat bicara dan menberikan penjelasan. Pencoretan tersebut dilakukan sesuai prosedur. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengakui bahwa Fahri Fadilah Nurizki dinyatakan lulus tes calon bintara Polda Metro Jaya tahap pertama.

Namun, setelah itu, berdasarkan surat dari Mabel Polri, terdapat kegiatan supervisi sebelum para peserta mengikuti pendidikan. Dalam kegiatan tersebut, Fahri kembali dinyatakan tidak memenuhi syarat dikarenakan menderita buta warna parsial.

Baca juga: Mata Kering: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Apa itu buta warna parsial?

Buta warna parsial adalah jenis buta warna yang paling umum terjadi. Penderitanya akan mengalami kesulitan membedakan warna tertentu, tapi pengidap kondisi ini dapat melatih diri dalam beradaptasi sehingga dapat menjalankan aktivitas hariannya dengan normal.

Dituliskan dalam laman NHS, penglihatan warna normal (trikromasi) menggunakan ketiga jenis sel kerucut yang berfungsi dengan benar.

Kebanyakan orang dengan defisiensi penglihatan warna atau buta warna mengalami kesulitan membedakan antara warna merah, kuning, dan hijau. Ini dikenal sebagai defisiensi penglihatan warna merah-hijau.

Baca juga: Mata dari Donor yang Meninggal Dunia Berhasil Dihidupkan Lagi, Kok Bisa?

Seseorang dengan buta warna kemungkinan mengalami hal-hal berikut:

  • Merasa sulit untuk membedakan antara merah, oranye, kuning, coklat dan hijau
  • Melihat warna-warna ini lebih kusam daripada yang terlihat oleh seseorang dengan penglihatan normal
  • Mengalami kesulitan membedakan antara nuansa ungu
  • Bingung antara warna merah dengan hitam

Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang mengalami masalah dengan warna biru, hijau, dan kuning. Ini dikenal sebagai defisiensi penglihatan warna biru-kuning.

Tes buta warna parsial

Pada umumnya, buta warna tidak perlu dikhawatirkan. Kebanyakan orang akan menjadi terbiasa, dan umumnya tidak akan menjadi lebih buruk dan jarang menandakan sesuatu yang serius.

Penyebab buta warna dalam sebagian besar kasus disebabkan oleh kesalahan genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anak. Ini terjadi karena beberapa sel peka warna di mata, yang disebut kerucut, hilang atau tidak berfungsi dengan baik.

Baca juga: Mengenal Raccoon Eye, Kondisi Memar di Sekitar Kedua Mata

Terkadang, buta warna dapat berkembang di kemudian hari, sebagai akibat dari kondisi kesehatan yang mendasarinya seperti diabetes, glaukoma, degenerasi makula terkait usia, dan multiple sclerosis.

Selain itu, efek samping obat dan paparan kimia berbahaya seperti karbon disulfida dan stirena juga dapat mendorong terjadinya buta warna.

Melansir NIH, berbagai jenis buta warna menyebabkan masalah melihat warna yang berbeda, seperti buta warna merah-hija dan buta warna biru-kuning, berikut penjelasannya:

Buta warna merah-hijau

Jenis buta warna ini membuat penderitanya sulit membedakan antara warna merah dan hijau. Terdapat empat jenis buta warna merah-hijau, sebagai berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com