Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Gunung Berapi Mempercepat Runtuhnya Dinasti China?

Kompas.com - 29/05/2022, 09:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber EOS

KOMPAS.com - Kekaisaran China punya sejarah yang panjang, setidaknya selama 4000 tahun, menjadikannya sebagai salah satu dinasti tertua di dunia.

Namun, kekaisaran China itu pun akhirnya runtuh. Peneliti menyebut, bahwa konflik ikut andil dalam bubarnya kekaisaran. Tapi kini, peneliti punya versi lain mengapa kekaisaran China bisa runtuh.

Mereka menemukan, bahwa letusan gunung berapi telah berkontribusi pada keruntuhan dinasati. Letusan ini disebut mendinginkan iklim dan memengaruhi produksi pertanian.

Suhu tanah yang lebih dingin yang disebabkan oleh awan asam sulfat yang menghalangi sinar matahari dan melemahkan hujan monsun dan akhirnya mengurangi hasil panen.

Baca juga: NASA Abadikan Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Aktif di Samudra Pasifik, Seperti Apa?

Hasil ini didapat setelah peneliti menganalisis inti es, untuk membandingkan bukti aktivitas gunung berapi yang eksplosif dengan peristiwa dalam sejarah China.

Dikutip dari Eoc, Sabtu (28/5/2022) rekan penulis studi Chaochao Gao, profesor di Departemen Ilmu Lingkungan di Universitas Zhejiang China menyadari bahwa perubahan dinasti telah terjadi di sekitar waktu letusan gunung berapi yang besar.

Untuk mengungkap hubungan tersebut, peneliti kemudian memeriksa inti es di Greenland dan Antartika.

Mereka kemudian menemukan terdapat 158 letusan dari 1 Masehi hingga 1915, beberapa tahun setelah jatuhnya dinasti Qing yang merupakan dinasti terakhir di China. Mereka juga menemukan pola tertentu dari letusan itu.

"Dalam beberapa penelitian kami sebelumnya, kami menemukan bahwa kekeringan parah atau banjir, kerusakan akibat embun beku, wabah belalang, terjadi pada tahun-tahun setelah erupsi," kata Gao.

Kami juga menemukan pengaruh signifikan dari letusan gunung berapi pada variasi ENSO [El Niño–Southern Oscillation], yang memberi umpan balik untuk memodulasi iklim monsun, yang penting untuk pertanian Tiongkok.

Hal tersebut pun membuat peneliti menyimpulkan, keruntuhan dinasti lebih mungkin terjadi pada tahun-tahun setelah letusan gunung berapi. Tetapi efeknya makin terlihat, terutama ketika sudah ada konflik sebelumnya.

"Hasil ini untuk pertama kalinya mengonfirmasi peran yang berulang dan sistem dari guncangan vulkanik, sebagai agen penyebab runtuhnya dinasti di salah satu peradaban terpadat dan tahan lama di dunia," tulis peneliti.

Baca juga: Letusan Gunung Berapi Tonga Resmi Jadi yang Terbesar di Abad 21

Halaman:
Sumber EOS
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com