Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Pemenuhan Nutrisi untuk Cegah Komplikasi pada Pasien di RS

Kompas.com - 25/05/2022, 16:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI), dr Nurhayat Usman, SpB-KBD, FINACS, mengungkapkan bahwa pemenuhan nutrisi bagi pasien sangatlah penting.

Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah komplikasi akibat malnutrisi, terutama pada pasien yang telah menjalani tindakan operasi di rumah sakit.

"Dukungan nutrisi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh dari pasien," ucap Nurhayat dalam media briefing daring, Selasa (24/5/2022).

Sebagai informasi, malnutrisi adalah kondisi ketika asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan harian tubuh, baik kekurangan atau kelebihan makronutrien (karbohidrat, protein, dan lemak), maupun mikronutrien (vitamin dan mineral).

Baca juga: Nutrisi Parenteral, Pilihan untuk Membantu Pasien Defisit Nutrisi

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan malnutrisi di antaranya infeksi, ulkus dekubitus, patah tulang, komplikasi pada organ paru, ginjal, serta hati.

Menurutnya, para dokter perlu menyadari pasien yang berhubungan dengan tindakan bedah digestif adalah mereka yang mengalami gangguan asupan makanan.

Kondisi itu bisa disebabkan karena adanya penyakit yang memengaruhi penyerapan nutrisi.

Sehingga skrining pada pasien, lanjut dia, harus dilakukan untuk mengevaluasi tingkatan malnutrisi yang mungkin sudah dialami oleh pasien, sebelum mereka menjalani operasi.

"Dalam hal ini, pasien yang masuk harus kita skrining dulu, untuk melakukan suatu skrining terhadap pasien dengan gangguan saluran cerna," kata Nurhayat.

Dirinya juga menekankan, pasien yang mengalami malnutrisi tidak serta-merta tidak mau makan.

Sebab, kondisinya mungkin disebabkan karena tidak bisa makan akibat penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan.

"Apabila kita sudah melakukan skrining pada pasien, kita harus melakukan koreksi dalam arti kata jangan sampai pasien dilakukan tindakan operasinya dalam kondisi malnutrisi," paparnya.

"Hal ini akan menyebabkan gangguan pada perawatan, rawat inap yang lama, atau komplikasi," sambung dia.

Baca juga: Ketahui Kandungan Nutrisi Madu hingga Dosis Tepat untuk Tingkatkan Imunitas

 

Kemudian, perlu dinilai apakah nutrisi dapat diberikan langsung melalui mulut, atau membutuhkan bantuan selang yang dimasukkan ke lambung melalui hidung, maupun dari infus.

"Pasien yang tidak bisa menerima makanan dan minuman bisa menerima nutrisi berupa enteral dan parenteral. Nutrisi enteral bisa diberikan secara langsung lewat mulut maupun lewat NGT. Nutrisi parenteral diberikan melalui infus,” jelas Nurhayat.

Sementara, untuk menilai nutrisi pasien bisa dilihat dari berat badan. Misalnya berat badan 70 kg kebutuhan kalorinya adalah 30 kkal per kg, sehingga dalam satu hari ia membutuhkan 2.100 kkal.

"Hal inilah yang harus kita perhatikan dalam memenuhi kebutuhan dasar harian pasien tersebut. Kalau datang dengan keadaan kekurangan nutrisi berarti sudah harus kita koreksi dengan perhitungan nilai kalori tadi," imbuhnya.

Baca juga: Daftar Makanan yang Mengandung Gizi yang Penting untuk Tulang dan Gigi

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum IKABDI Dr dr Warsinggih, Sp.B-KBD, mengatakan hal senada terkait dengan pentingnya nutrisi pasien di rumah sakit.

"Malnutrisi terjadi berhubungan dengan kekurangan nutrisi yang ada. Nutrisi bisa karena karbohidrat, protein, dan lemak. Apabila ada yang kurang , itu yang akan berpengaruh terhadap pasien apalagi yang mengalami tindakan operasi," terang Warsinggih.

Faktanya, kondisi ini bukan hanya terjadi di negara berkembang seperti Indonesia saja, karena sejumlah negara maju pun mengalami permasalahan serupa.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Clinical Nutrition ESPEN tahun 2021, peneliti menganalisis status gizi di 83 rumah sakit, di tujuh negara Asia termasuk Indonesia.

Mereka memantau setidaknya 536 pasien bedah di berbagai rumah sakit. Hasilnya menunjukkan, sebanyak 54 persen pasien memiliki risiko malnutrisi sedang hingga berat.

Sedangkan di Indonesia, malnutrisi sedang hingga berat dialami 76 persen pasien dalam penelitian. Artinya, tiga dari empat pasien bedah di rumah sakit yang termasuk penelitian di Indonesia mengalami malnutrisi.

Dampak dari malnutrisi pada pasien pun beragam, dan telah dikaitkan dengan meningkatnya angka kesakitan hingga kematian.

"Malnutrisi dapat berakibat pada banyak hal seperti lama rawat inap, frekuensi untuk kembali dirawat, sehingga meningkatkan risiko kematian, dan biayanya bisa meningkat begitu banyak akibat malnutrisi yang bisa dicegah," ujar Warsinggih.

Baca juga: Begini Porsi Makan yang Baik Saat Puasa Menurut Dokter Gizi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com