KOMPAS.com - Studi terbaru menemukan bahwa sebanyak 76 persen pasien bedah di Indonesia mengalami malanutrisi sedang hingga berat. Artinya, tiga dari empat pasien bedah di rumah sakit dalam penelitian mengalami malanutrisi.
Hal itu terungkap dalam studi yang dilakukan dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI), bekerja sama dengan peneliti lain dari tujuh negara di Asia, dan didukung Fresenius Kabi Deutschland GmbH, Jerman.
Para peneliti melakukan studi terkait malanutrisi pada pasien bedah, yang turut melibatkan berbagai negara termasuk Indonesia, India, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Dalam studi yang dipublikasikan di Clinical Nutrition ESPEN tahun 2021 itu, mereka menganalisis status gizi di 83 rumah sakit, di tujuh negara dengan memantau 536 pasien bedah yang memenuhi syarat.
Baca juga: Nutrisi Parenteral, Pilihan untuk Membantu Pasien Defisit Nutrisi
Di Indonesia, peneliti melakukan studi di sembilan rumah sakit dari berbagai wilayah dengan 38 pasien yang masuk kriteria penelitian.
Berdasarkan pengukuran risiko malanutrisi, ditemukan lebih banyak pasien di Indonesia dengan kondisi ini dibandingkan negara lain di Asia.
"Kita mengumpulkannya adalah pasien dengan sudah adanya gangguan saluran makanan. Sehingga boleh dikatakan pasien sudah mengalami gangguan asupan makanan," ujar Ketua Perwakilan UCN Indonesia Dr Nurhayat Usman, SpB-KBD, FINACS, dalam media briefing bertajuk Perbaikan Nutrisi Turunkan Risiko Komplikasi Kesehatan dan Biaya Pengobatan, Selasa (24/5/2022).
Dia menggarisbawahi bahwa bukan berarti negara lain di Asia tidak memiliki kasus malanutrisi, hanya persentasenya lebih rendah dibandingkan Indonesia, yakni sekitar 50 persen.
"Hal ini merupakan suatu hal yang perlu menjadi perhatian buat para dokter yang akan menangani pasien-pasien dengan gangguan akibat adanya gangguan pencernaan," imbuhnya.
Adapun studi dilakukan dalam satu waktu yang telah ditentukan, yakni pada hari penilaian status gizi atau nutrition insight day (NID), sebelum pasien menjalani operasi pada saluran makanan.
Dijelaskan Nurhayat, studinya memiliki kriteria khusus bagi pasien antara lain:
"Ini adalah studi multinasional terbesar yang mengevaluasi praktik nutrisi dan kita mencoba mengenal adanya defisit nutrisi pada pasien bedah di Asia," kata Nurhayat.
"Kita mencoba melakukan analisa dan menggunakan informasi yang dikumpulkan untuk memungkinkan rumah sakit mendeteksi dan mengurangi defisit kalori dan protein," lanjutnya.
Baca juga: Kurang Nutrisi Sebabkan Tubuh Anak Sulit Melakukan 5 Hal Ini