Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Lumba-lumba Gunakan Terumbu Karang untuk Obati Penyakit Kulit

Kompas.com - 23/05/2022, 10:01 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian terbaru menunjukkan cetacea atau mamalia laut, kemungkinan mengobati penyakit kulitnya sendiri. Ini memperkuat bukti sifat obat dari beberapa karang dan bunga karang.

Lumba-luma hidung botol kemungkinan mengobati sendiri penyakit kulitnya dengan bantuan karang.

“Ini sangat intensif. Tidak hanya melewati (karang), mereka naik, kembali turun lagi, menggosok perut, area perut, dan punggungnya,” ujar salah satu penulis utama studi Angela Ziltener seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (20/5/2022).

Lebih lanjut, lumba-lumba mempunyai kulit tebal, halus, dan kenyal, tapi dapat rentan terhadap kondisi kulit seperti infeksi jamur dan bakteri, bekas luka atau lesi seperti tato yang disebabkan infeksi cacar virus. Nampaknya, penyakit ini diperburuk oleh pemanasan global.

Baca juga: 6 Efek Perubahan Iklim terhadap Terumbu Karang

Ahli biologi satwa liar di Universitas Zurich Ziltener dan timnya telah mengamati komunitas 360 lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) di Laut Merah utara sejak 2009.

Tim mengamati lumba-lumba sering mengantre untuk menggosok diri ke karang segera setelah bangun dan tepat sebelum kembali tidur. Selain gesekan mekanis, lumba-lumba juga menyebabkan karang mengeluarkan lendir polip.

Selain itu, peneliti juga memerhatikan, bahwa lumba-lumba kembali ke spesies karang yang sama, dan tampak sangat teliti dalam memilih bagian tubuh mana yang akan digosok.

Peneliti menjalankan tes laboratorium pada 48 sampel karang, spons, dan lendir karang yang dipilih oleh lumba-lumba, termasuk karang gorgonian Rumphella aggregata, karang kulit Sarcophyton sp., dan spons Ircina sp.

Hasilnya yang telah diterbitkan dalam jurnal iScience, mengungkapkan setidaknya 17 metabolit bioaktif yang berbeda dengan sifat hormonal antibakteri, antioksidan, dan semacam estrogen, yang semuanya dapat berguna dalam perawatan kulit.

Senyawa-senyawa tersebut tidak umum digunakan dalam antibiotik untuk manusia atau hewan, tapi penelitian yang berkembang menunjukkan, beberapa karang dan spons memiliki sifat obat termasuk antimikroba.

Baca juga: Lumba-lumba Lacak Keberadaan Teman Lewat Pipisnya

“Metabolit semacam itu sangat membantu jika memiliki infeksi,” tutur Gertrud Morlock, ahli kimia analitik di Justus Liebig University Giessen di Jerman dan penulis utama studi tersebut.

“Jika lumba-lumba mengalami infeksi kulit, senyawa ini bisa memiliki khasiat penyembuhan. Jika memikirkannya, tidak punya pilihan lain,” lanjut dia.

Para penulis mencatat, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menunjukkan sifat obat karang yang dibutuhkan lumba-lumba untuk mengobati penyakit tertentu dan apakah sifat ini memiliki dampak positif yang terukur pada kesehatan cetacea.

Penelitian sebelumnya menunjukkan, lumba-lumba suka menggunakan spons karang sebagai alat mencari makan.

“Saya tidak merasa lumba-lumba akan memanfaatkan karang dan tumbuhan lain di lingkungannya untuk tujuan lain,” kata Powell.

Adapun langkah selanjutnya dalam membuktikan hubungan lumba-luma dan terumbu karang, dengan menunjukkan bahwa karang yang diabaikan oleh lumba-lumba tidak memiliki sifat obat yang sama.

Baca juga: Studi Ungkap Lumba-lumba Ubah Volume Suara untuk Berkomunikasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com