Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flu Singapura: Penyebab, Gejala, Penularan hingga Pengobatannya

Kompas.com - 22/05/2022, 10:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Flu Singapura adalah salah satu penyakit yang sangat menular, dan rentan menyerang anak-anak di sejumlah negara di Asia.

Dalam dunia medis, Flu Singapura dikenal dengan Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit tangan kaki mulut.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Flu Singapura sudah ada sejak 1957 dan pertam akali muncul di Toronto, Kanada.

Baca juga: Ramai Flu Singapura Menyerang Anak-anak di Malaysia hingga Indonesia, Apa Itu?

Dikenal dengan nama “Flu Singapura” karena gejalanya yang mirip dengan flu, dan pada saat itu di Singapura banyak terjadi kasus serta kematian akibat penyakit ini.

Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman resminya menjelaskan, HFMD umumnya memang lebih banyak menyerang anak-anak, tetapi orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik juga bisa saja terinfeksi virus HFMD ini.

Namun, pada orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik saat terinfeksi penyakit Flu Singapura ini tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimtomatik).

Penyebab Flu Singapura

HFMD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus.

Spesies enterovirus yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).

Gejala Flu Singapura

HFMD umumnya diawali dengan beberapa gejala yang hampir serupa dengan gejala penyakit lainnya, namun infeksi ini menyerang dan membuat gejala-gejala tersebut semakin parah, di mana pada beberapa kasus bahkan menyebabkan komplikasi terjadi.

IDAI dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah menginformasikan beberapa gejala awal penyakit Flu Singapura atau HFMD yang harus diwaspadai.

- Demam
- Nyeri tenggorokan atau menelan
- Nafsu makan yang menurun
- Nyeri atau tidak enak badan
- Mengiler lebih banyak dari biasanya
- Hanya ingin minum cairan dingin
- Ruam di telapak tangan dan kaki

Setelah demam satu sampai dua hari, akan timbul bintik-bintik merah di rongga mulut yang kemudian pecah menjadi sariawan.

Bintik-bintik merah di rongga mulut itu, biasanya berawal di bagian belakang langit-langit mulut.

IDAI menjelaskan, meskipun ada kelainan selaput lendir dan kulit pada HFMD terutama melibatkan rongga mulut, telapak tangan dan kaki, namun ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong dan kulit sekitar kemaluan.

Ruam-ruam akibat Flu Singapura ini biasanya terlihat seperti bintik-bintik merah datar, kadang-kadang dengan lepuh.

CDC menyebutkan, penyakit ini cenderung lebih banyak menyerang anak-anak berusia 5 tahun ke bawah.

Di antara anak-anak yang terinfeksi Flu Singapura ini, mereka memiliki gejalanya sekitar 7 sampai 10 hari masa inkubasi.

Baca juga: Wabah Flu Spanyol, Wabah Terparah di Dunia Tapi Bukan dari Spanyol

 

Komplikasi

Meskipun umumnya menunjukkan gejala yang ringan, pada beberapa kasus HFMD dapat menyebabkan komplikasi yang berat.

Lesi di daerah mulut dapat menyebabkan kesulitan minum dan makan, sehingga anak mengalami dehidrasi.

Beberapa laporan menyebutkan kasus HFMD berat seperti meningitis atau radang selaput otak, dan ensefalitis yang mengakibatkan pasien harus dirawat intensif atau bahkan mengakibatkan kematian.

Beberapa penelitian menunjukkan HEV 71 merupakan strain tersering penyebab HFMD berat.

Baca juga: Flu Misterius Melanda Dunia 130 Tahun Lalu, Ahli: Mungkin karena Virus Corona

Beberapa laporan kasus lainnya menunjukkan, HFMD dapat menyebabkan komplikasi berupa lepasnya kuku jari tangan dan kaki dan terjadi beberapa minggu setelah fase akut HFMD.

Meskipun demikian, kelainan ini bersifat sementara dan kuku dapat tumbuh kembali.

Penularan

Penderita Flu Singapura dapat menyebarkan virus HFMD melalui sekret atau cairan hidung (ingus), tenggorokan (ludah dan dahak), lesi kulit yang pecah dan kotorannya (feses).

Penyebaran virus ini pun mudah terjadi bila:

- Terdapat kontak erat dengan penderita (berbicara, memeluk, mencium)
- Melalui udara (bersin, batuk)
- Kontak dengan kotoran pasien
- Kontak dengan objek atau permukaan yang tercemar oleh virus HFMD (memegang gagang pintu, permukaan meja, perabotan yang tercemar virus tersebut, dan lain-lain).

Penderita HFMD umumnya sangat menularkan virus pada minggu pertama sakit.

Beberapa pasien bahkan masih menularkan virus beberapa hari atau minggu setelah gejala dan tanda infeksi hilang.

Baca juga: Virus Flu Lain Mungkin Punah karena Pandemi Covid-19, Kok Bisa?

Diagnosis Flu Singapura

Untuk melakukan penegakkan diagnosis penyakit infeksi Flu Singapura, tenaga kesehatan akan memeriksa bagian tangan, kaki dan mulut pasien.

Selanjutnya, akan ada beberapa skrining awal yang dilakukan oleh petugas kesehatan yakni:

- Berapa umur pasien?
- Gejala apa yang dialami pasien?
- Mencari bagaimana penamapakan ruam dan sariawan pada pasien?

Selain skrining awal tersebut, tenaga kesehatan atau dokter penanggung jawab terkadang akan mengumpulkan sampel dari tenggorokan, lepuh, atau feses pasien, untuk dikirimkan ke laboratorium guna melakukan uji mengenai virus penyebabnya, apakah benar itu HFMD atau bukan.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD, pengobatan bersifat simptomatik untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkannya.

Parasetamol dapat diberikan untuk mengatasi demam dan nyeri.

Kompres hangat dan pemberian minum yang lebih sering juga membantu menurunkan demam anak.

Pada anak yang lebih besar, kumur-kumur dengan obat kumur dapat mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut.

Pencegahan

Kejadian Luar Biasa (KLB/outbreak) HFMD ini dapat terjadi di berbagai negara dan lebih sering ditemukan di beberapa negara di Asia Tenggara, terutama di lingkungan tertutup dan padat seperti sekolah, panti asuhan, asrama, pondok pesantren, dan tempat penitipan anak.

Dikarenakan penyakit ini juga belum ada obatnya, maka pencegahan adalah cara terbaik yang bisa dilakukan saat ini.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu dipraktikkan untuk mencegah penularan.

Upaya untuk mencegah infeksi HFMD dapat dilakukan dengan cara tidak membuang ludah dan menyentuh mulut dan mata sembarang, membiasakan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin, serta membersihkan tangan setiap kali setelah menyentuh permukaan yang kotor dan sebelum makan.

Baca juga: Studi: Virus Flu Musiman Mungkin Sudah Ada Sebelum Manusia Modern

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com