KOMPAS.com - Fisikawan asal Jerman, Joseph von Fraunhofer (1787–1826), menemukan alat yang disebut spektroskop yang berisi kisi difraksi.
Ketika Fraunhofer menggunakan alat ini untuk menganalisis cahaya dari Matahari, ia menemukan garis-garis gelap pada spektrum kontinu. Garis-garis tersebut yang kemudian dikenal sebagai garis Fraunhofer.
Diagram yang menunjukkan garis Fraunhofer - garis gelap pada spektrum kontinu.
Dilansir dari BBC, Matahari dan bintang lainnya menghasilkan semua panjang gelombang cahaya.
Saat cahaya tersebut melewati atmosfer luar yang lebih dingin, atom gas menyerap panjang gelombang cahaya tertentu, menghasilkan spektrum garis serapan yang dapat dilihat manusia dari Bumi.
Baca juga: Kenapa Matahari Tenggelam? Ini Penjelasannya Menurut Sains
Para ilmuwan di abad ke-19 mampu membandingkan garis-garis gelap ini dengan spektrum garis emisi dari unsur-unsur yang diketahui dan mengidentifikasi unsur-unsur apa yang ada di atmosfer yang lebih dingin.
Saat ini, dengan menggunakan teknologi yang sudah jauh lebih canggih, para astronom telah menemukan puluhan ribu garis Fraunhofer.
Ketika melihat gambar Matahari, permukaan yang dapat dilihat disebut fotosfer.
Fotosfer adalah wilayah yang tebalnya ratusanvkilometer, di mana Matahari berubah dari buram menjadi transparan.
Fotosfer sebenarnya bukan permukaan terluar. Matahari membentang ribuan kilometer di luar fotosfer, tetapi biasanya tidak terlihat dari Bumi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.