Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Asal-usul Banjarmasin, dari Kata Banjarmasih hingga Peperangan Pangeran Samudera

Kompas.com - 19/05/2022, 16:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Banjarmasin adalah kota terbesar sekaligus ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia, yang memiliki cerita dan sejarah tersendiri dari mana asal-usul nama kota itu berasal.

Kota Banjarmasin dahulunya pernah menjadi ibukota Provinsi Kalimantan (1945-1956) dan Provinsi Kalimantan Kalimantan Selatan (1956 sampai sekarang).

Secara astronomis, Kota Banjarmasin terletak antara 3°16’46’’ sampai dengan 3°22’54’’ LS dan 114°31’40’’ sampai dengan 114°39’55’’ BT.

Kota Banjarmasin berada pada ketinggian rata-rata 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah berpaya-paya dan relatif datar sehingga hampir seluruh wilayahnya akan tergenang air saat air pasang.

Kota Banjarmasin berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala di sebelah utara dan barat serta Kabupaten Banjar di sebelah timur dan selatan.

Dengan luas kota sekitar 98,46 km persegi, kepadatan penduduk Kota Banjarmasin mencapai sekitar 6.949 penduduk per km persegi.

Kota Banjarmasin disebut sebagai Kota Seribu Pulau karena banyaknya sungai yang melintas di wilayah kota tersebut.

Sejarah Banjarmasin

Dikutip dari laman resmi Kota Banjarmasin, sejak dahulu Banjarmasin memegang peranan strategis dalam lalu lintas perdagangan antar pulau, karena terletak di pertemuan antara sungai Barito dan Sungai Matapura yang luas dan dalam.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Banyuwangi, Bukti Cinta Tulus Istri kepada Suami

Sejarah awal kota yang terletak 22 km dari Laut Jawa ini tak terlepas dari aktivitas di sungai-sungai besar tersebut, yang pada saat itu tentunya dapat dilayari kapal besar, sehingga kapal-kapal Samudra dapat merapat hingga Kota Banjarmasin.

Untuk itu, pada zaman Belanda, Banjarmasin menjadi pelabuhan masuk dan keluar bagi seluruh daerah aliran Sungai Barito dan merupakan pelabuhan transito untuk kapal-kapal yang datang dari Singapura dan Jawa, ke pantau timur Kalimantan.

Kawasan Banjarmasin awalnya sebuah perkampungan bernama "Banjarmasih" (terletak di Bagian utara Banjarmasin). Tahun 1606 pertama kali VOC-Belanda mengunjungi Banjarmasin, saat itu masih terletak di muara sungai Kuin.

Kota-kota yang terkenal di pulau Kalimantan pada awal abad ke-18 adalah Borneo (Brunei City), ??rmata, Marudo, Bendamarfin (Banjarmasin), dan Lava (Lawai). Tahun 1747, VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809.

Tahun 1812 Inggris menduduki Banjarmasin dan menyerahkannya kemali kepada Belanda tahun 1817. Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar yang berkedudukan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826.

Sejarah Kota Banjarmasin yang tercatat pada tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibukota Divisi Selatan dan Timur Borneo. Saat itu rumah Residen terletak di Kampung Amerong berhadap-hadapan dengan Istana pribadi Sultan di Kampung Sungai Mesa yang dipisahkan oleh sungai Martapura.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Nama Balikpapan, dari Kuleng Papan hingga Papan Sumbangan Rakit yang Lepas

Pasar Terapung Lok Baintan, Banjarmasin Pasar Terapung Lok Baintan, Banjarmasin

Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda. Ditetapkan dalam Staatblaad tahun 1898 no. 178, kota ini merupakan Onderafdeeling Banjarmasin en Ommelanden (1898-1902), yang merupakan bagian dari Afdeeling Bandjermasin en Ommelanden (Banjarmasin dan daerah sekitarnya).

Diceritakan pada tahun 1918, Banjarmasin, ibukota Rsidentie Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat Gemeente-Raad.

Pada 1 Juli 1919, Deean gemeente mulai berlaku beranggotakan 7 orang Eropa, 4 Bumiputra dan 2 Timur Asing.

Pada tahun 1936 ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (stbld. 1936/68). Borneo Barat dan Borneo Selatan-Timur menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin.

Selanjutnya pada tahun 1938, otonomi Kota Banjarmasin ditingkatkan dengan Stads Gemeente Banjarmasin karena Banjarmasin sebagai ibukota Gouvernemen Borneo.

Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin, kemudian dibentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo dan kawasan Timur di bawah Angkatan laut Jepang.

Kemudian pada tanggal 17 September 1945, setelah kemerdekaan Indonesia, Jepang menyerah kepada Sekutu yakni tentara Australia yang memasuki Banjarmasin.

Satu tahun berikutnya yakni 1 Juli 1946, H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan sekutu dan menyusun rencama pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1966) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1966) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Nama Jepara, Kota yang Dijuluki Bumi Kartini

Empat negara bagian yang dimaksudkan adalah Jawa, Sumatera, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur), namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin.

Tahun 1946 Banjarmasin sebagai Ibukota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat .

Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam daerah Banjar, meskipun demikian daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotaprdja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri.

Asal-usul nama Banjarmasin

Asal usul nama Kota Banjarmasin memiliki cerita yang cukup panjang. Berikut kisah panjang dari asal muasal nama Banjarmasin itu diambil.

1. Berawal dari istilah Banjarmasih

Asal usul nama Banjarmasin pada awalnya, sekitar tahun 1526, nama daerah adalah Banjarmasih. Istilah Banjarmasih ini diketahui diambil dari nama salah seorang patih yang sangat berjasa dalam pendirian Kerajaan Banjar, yaitu Patih Masih.

Patih Masih beradal dari Desa Oloh Masih, yang dalam bahasa Ngaju berarti orang Melayu atau Kampung Orang Melayu. Desa Oloh Masih inilah yang kemudian menjadi Kampung Banjarmasih.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Nama Ponorogo, Bermula dari Cerita Raden Bathoro Katong

Pedagang pasar terapung Siring Piere Tandean melakukan atraksi Jukung (perahu) di Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (6/2/2019). Sebanyak 80 pedagang melakukan atraksi jukung untuk menarik potensi wisata pasar terapung kepada wisatawan yang berkunjung ke Kota Banjarmasin.ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S Pedagang pasar terapung Siring Piere Tandean melakukan atraksi Jukung (perahu) di Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (6/2/2019). Sebanyak 80 pedagang melakukan atraksi jukung untuk menarik potensi wisata pasar terapung kepada wisatawan yang berkunjung ke Kota Banjarmasin.

2. Peperangan Pangeran Samudera

Dalam buku Cerita Rakyat dari Kalimantan Selatan karangan H. Yustan Asddin tahun 2013, keberadaan kota Banjarmasin ini tidak terlepas dari tokoh yang sangat terkenal di Kalimantan Selatan, yaitu Pangeran Samudera.

Patih Masih bersama dengan beberapa Patih lainnya sepakat mengangkat Pangeran Samudera menjadi Raja. Masa pemerintahan Pangeran Samudera (Raja I) di Banjarmasih ini berlangsung pada 1526-1550.

Pangeran Samudera adalah raja pertama di Kalimantan Selatan yang memeluk Islam. Setelah beragam Islam, Pangeran Samudera berganti neama menjadi Sultan Surinsyah. Pangeran Samudera ini adalah seorang Putera Kerajaan Daha yang terbuang dan mengasingkan diri di Desa Olo Masih.

Sejak itu terbentuklah kerajaan Banjar. Pangeran Samudera kemudian menaklukkan Muara Bahan dan kerajaan kecil lainnya, serta jalur-jalur sungai sebagai pusat perdagangan pada waktu itu.

Kemajuan kerajaan Banjar ini tentu saja mengusik kekuasaan Pangeran Tumenggung, raja Daha yang juga paman dari Pangeran Samudera, sehingga terjadi penyerbuan oleh Daha.

Peperangan yang berlarut-larut menyebabkan Pangeran Samudera terdesak, dan meminta Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama dan terbesar di Nusantara.

Demak bersedia membantu kerajaan Banjar, dengan syarat raja dan rakyatnya masuk Islam. Pengeran Samudera setuju dan tentara Demak datang bersama Khatib Dayan yang kemudian mengislamkan rakyat Banjar. Sejak itu jugalah Pangeran Samudera bergani nama menjadi Sultan Suriansyah.

Baca juga: Sejarah dan Penentuan Kalender Islam Global dari Perspektif Ilmu Astronomi

Dengan bantuan Demak, Banjar menyerbu Daha dan mengalahkannya. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 24 Desember 1526, sehingga tangga tersebut dijadikan sebagai Hari Kemenangan Pangeran Samudera, dan cikal bakal Kerajaan Islam Banjar.

Hari Jadi Kota Banjarmasih sebagai ibukota kerajaan baru yang menguasai sungai dan daratan Kalimantan Selatan.bSampai dengan tahun 1664 surat-surat dari Belanda ke Indonesia untuk kerajaan Banjarmasin masih menyebut Kerajaan Banjarmasin dalam ucapan Belanda “Bandzermash”.

Setelah tahun 1664 sebutan itu berubah menjadi Bandjarmassin, dan pertengahan abad 19, sejak jaman jepang kembali disebut Bandjarmasin atau dalam ejaan baru Bahasa Indonesia menjadi Banjarmasin.

3. Kota Tatas

Disebutkan pula bahwa nama lain Kota Banjarmasin adalah Kota Tatas. Nama Kota Tatas ini diambil dari nama Pulau Tatas yaitu delat yang membentuk wilayah kecamatan Banjarmasin Barat dan sebagian Banjarmasin Tengah.

Ini dahulunya merupakan kawasan yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan Residen Belanda. Di Kalimantan juga terkenal adanya sebuah benteng besar tempat tinggal tentara Belanda yang disebut dengan Fort Van Tatas atau Benteng Tatas.

Benteng Tatas ini dikelilingi oleh sungai atau kanal Tatas yang seolah membentuk pulau mengelilingi benteng, diawali invasi bangsa Eropada pada tahun 1606, armada dagang dari kamar dagang Kerajaan Belanda (VOC) atau “Verenigde Oost Indiche Compagnie”.

Dengan alasan membuka jalur perdagangan di jalur Nusantara melalui Kalimantan, VOC membangun benten besar ini untuk mereka tinggal.

Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Reog Ponorogo, dari Kisah Singo Barong hingga Ki Ageng Kutu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com