Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2022, 17:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada tahun ini, Hari Raya Waisak jatuh pada tanggal 16 Mei 2022. Tanggal ini berbeda dengan tanggal-tanggal Waisak di tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 2021, Hari Raya Waisak diperingati pada 26 Mei 2021. Sementara, pada tahun-tahun sebelumnya diperingati pada 7 Mei 2020, 19 Mei 2019, 29 Mei 2018, 11 Mei 2017, 26 Mei 2016 dan lainnya.

Meskipun perayaannya dalam beberapa tahun terakhir memiliki kesamaan yaitu seringkali diperingati pada bulan Mei kalender Masehi, tanggal perayaan hari raya Waisak ini berbeda-beda. Yang pasti, perayaan hari raya Waisak selalu dilakukan tepat saat terjadi bulan purnama.

Baca juga: Sejarah, Makna, dan Perayaan Hari Raya Waisak di Indonesia

Waisak menjadi hari suci agama Buddha. Di berbagai negara, hari raya Waisaak juga dirayakan. Seperti Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka.

Dalam buku Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewati Prasasti (2012) karya Boechari, di beberapa tempat perayaan tersebut juga dikenal sebagai “Hari Buddha”.

Umumnya, Waisak dijadikan sebagai hari libur nasional di sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Lalu, kenapa tanggal peringatan Hari Raya Waisak berubah-ubah setiap tahunnya?

Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia, Suhadi Sendjaja, mengatakan bahwa setiap tahunnya tanggal perayaan Hari Raya Waisak bisa berubah.

“Bisa berbeda karena penentuan dari Hari Raya Waisak itu berdasarkan dari Lunar Calendar atau Kalender Bulan,” kata Suhadi dalam pemberitaan Kompas.com, edisi 11 Mei 2022.

“Hari Raya Waisak itu setiap tahunnya dirayakan saat bulan purnama, dan sebenarnya bisa terjadi kapan saja setiap tahunnya,” tambahnya.

Namun, biasanya disesuaikan juga dengan kalender umat Buddha atau kalender bulan kuno (Vesakha) dan umumnya Waisak jatuh pada bulan April, Mei, atau Juni.

Kalender Bulan itu dihitung sesuai dengan perubahan fase bulan, yakni saat bulan baru, bulan sabit, bulan separuh, dan bulan purnama.

Suhadi menjelaskan, pada saat perayaan Hari Raya Waisak ada momen yang disebut Bulan Purnama Shidi, yakni saat Bulan benar-benar berbentuk sempurna dan bersinar terang.

“Saat itulah orang-orang akan membunyikan lonceng, merapalkan mantra, dan ada juga yang bermeditasi,” katanya.

Ketika merayakan Hari Raya Waisak, selain menggelar festival, umat Budhha juga biasanya akan banyak bersedekah dan berbuat kebaikan.

“Untuk festivalnya tahun ini, Hari Raya Waisak dirayakan di area Candi Borobudur dengan menerbangkan lampion,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pada perayaan Waisak, umat Buddha juga menggelar banyak acara, misalnya donor darah hingga bersih-bersih taman makam pahlawan.

Selain itu, para umat akan melakukan pelayanan khusus, di antaranya pemberian makanan kepada para biksu atau mengadakan pelepasan burung.

Baca juga: Super Blood Moon Saat Waisak Pernah Terjadi di 2003, tapi Mengapa Disebut Langka?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com