Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2022, 16:05 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk kali pertama, para astronom telah berhasil mengungkapkan foto asli lubang hitam di yang berad di pusat galaksi Bima Sakti.

Ini merupakan pencapaian besar karena baru tiga tahun yang lalu, para ahli berhasil mengabadikan rupa lubang hitam yang berada di galaksi lain M87* atau Messier 87 untuk kali pertama.

Nah, kali ini para astronom mengambil foto lubang hitam yang bernama Sagittarius A* atau Sgr A* (diucapkan A-Star). Lubang hitam ini merupakan sebuah objek berjarak 27.000 tahun cahaya dari Bumi, yang berukuran empat juta kali lebih besar dari Matahari. 

Adapun karena lubang hitam hanyalah kegelapan, kita tidak bisa melihat secara langsung penampakan lubang hitam tersebut. Namun, kita bisa melihat dalam foto yang diambil oleh para astronom, bagaimana cahaya membengkok akibat tarikan gravitasi Sgr A*.

Baca juga: Di Bawah Es Antartika, Ilmuwan Temukan Fosil Air Laut Lewat MRI Raksasa

Gambar ini tercipta berkat kolaborasi tim global Teleskop Event Horizon (EHT) yang menggunakan delapan teleskop radio di sekitar Bumi. Untuk diketahui, EHT adalah tim yang menerbitkan gambar lubang hitam M87* pada 2019.

Membandingkan M87* yang seribu kali lebih besar dan masif daripada Sgr A*; Sera Markoff, Co-Chair dari EHT Science Council dan seorang profesor astrofisika teoretis di Universitas Amsterdam berkata bahwa meski keduanya memiliki massa yang sangat jauh berbeda dan berada di galaksi dengan tipe berbeda, tetapi tepat di pinggirannya mereka tampak sangat mirip.

“Ini memberi tahu kami bahwa relativitas umum mengatur objek-objek ini dari dekat, dan setiap perbedaan yang dilihat dari jarak lebih jauh pasti disebabkan oleh perbedaan materi yang mengelilingi lubang hitam,” ujarnya seperti dikutip dari Space Explored, Jumat (13/5/2022).

Tangkapan layar lubang hitam M87* (kiri) dan Sgr A* (kanan)Space Explored Tangkapan layar lubang hitam M87* (kiri) dan Sgr A* (kanan)

Baca juga: Bisakah Lubang Hitam Menjadi Lubang Putih?

Ukuran yang jauh lebih kecil juga meningkatkan tantangan dalam menangkap rupa Sgr A*, walaupun lubang hitam ini terletak lebih dekat di Bima Sakti kita.

Pasalnya, gas mengorbit Sgr A* dan M87* dengan kecepatan yang sama. Alhasil, jika gas butuh waktu berhari-hari hingga berbulan-bulan untuk mengelilingi M87*, di Sgr A* yang jauh lebih kecil orbitnya hanya beberapa menit saja. 

“Ini artinya, kecerahan dan pola gas di sekitar Sgr A* berubah dengan cepat saat kolaborasi EHT sedang mengamatinya-Ini seperti Anda berusaha mengambil foto yang jelas dari seekor anak anjing yang sedang mengejar ekornya" kata Chi-kwan ('CK') Chan, dari Steward Observatory and Department of Astronomy dan Institut Ilmu Data Universitas Arizona.

Adapun kumpulan data yang diperluas memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari perbedaan dan persamaan bagaimana gas berperilaku di sekitar setiap lubang hitam supermasif. Pada akhirnya, ini dapat menginformasikan pemahaman mengenai terbentuknya galaksi dan evolusinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com