KOMPAS.com - Alien yang tak pernah mengunjungi bumi telah membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade, tapi akhirnya dua peneliti menemukan penjelasan yang mungkin atas hal tersebut.
Hipotesis terbaru untuk menjawab alasan ini menunjukkan, saat peradaban penjelajah ruang angkasa tumbuh seiring perkembangan teknologi dan telah mencapai titik inovasi yang tak lagi memenuhi permintaan energi, maka terjadilah keruntuhan.
Satu-satunya jalan alternatif adalah menolak model perkembangan yang tak ada habisnya demi mempertahankan keseimbangan, tapi mengorbankan kemampuan peradaban untuk berkembang melintasi bintang-bintang.
Argumen yang diterbitkan pada 4 Mei di jurnal Royal Society Open Science tersebut mencoba menemukan resolusi terkait kontradiksi antara ruang lingkup yang sangat luas dan usia alam semesta.
Baca juga: Ahli Peringatkan Ancaman Masuknya Organisme Alien ke Bumi
Dua hal tersebut menunjukkan bahwa alam semesta harus dipenuhi dengan kehidupan alien yang maju, dan kurangnya bukti makhluk luar angkasa terdapat di berbagai tempat yang terlihat.
Menurut para peneliti dalam studi terbaru yang dilakukan, peradaban runtuh dikarenakan kelelahan atau mengalihkan diri untuk lebih memprioritaskan homeostasis, keadaan di mana ekspansi kosmik tidak lagi menjadi tujuan, membuat alien sulit dideteksi dari jarak jauh.
"Hasilnya, kebangkitan homeostatik atau keruntuhan peradaban, akan konsisten dengan tidak adanya peradaban (lebar galaksi) yang diamati," kata astrobiolog Michael Wong dari Carnegie Institution for Science dan Stuart Bartlett dari California Institute of Technology seperti dikutip dari Live Science, Jumat (13/5/2022).
Kedua peneliti tersebut sampai pada hipotesis tentang keberadaan alien yang tidak pernah mengunjungi Bumi, dengan meneliti studi mengenai pertumbuhan kota superlinear.
Baca juga: Peneliti Sebut Alien di 1000 Bintang Terdekat Bisa Awasi Bumi
Studi-studi yang dilakukan menunjukkan, kota-kota meningkat dalam ukuran dan konsumsi energi pada tingkat eksponensial seiring pertumbuhan populasinya, yang tak terhindarkan mengarah ke titik-titik krisis, menyebabkan keruntuhan pertumbuhan secara cepat, diikuti oleh keruntuhan yang berpotensi mengakhiri peradaban.
"Kami berhipotesis bahwa begitu peradaban planet bertransisi menjadi keadaan yang dapat digambarkan sebagai satu kota global yang terhubung secara virtual, akan menghadapi kelelahan asimtotik, sebuah krisis di mana skala waktu interval singularitas menjadi lebih kecil daripada skala waktu inovasi," tulis peneliti.
Peradaban yang hampir runtuh tersebut akan menjadi yang paling mudah dideteksi oleh umat manusia, dikarenakan akan menghamburkan sebagian besar energi dengan cara yang sangat tidak berkelanjutan.
Untuk menghindarinya, peradaban dapat mengalami kebangkitan homeostatik, mengalihkan produksi dari pertumbuhan tak terbatas melintasi bintang-bintang ke salah satu yang memprioritaskan kesejahteraan masyarakat, pembangunan berkelanjutan dan adil, serta harmoni dengan lingkungan.
Baca juga: Sinyal Misterius Diduga dari Alien, Ternyata Sinyal Radio Buatan
Peradaban tersebut mungkin tidak sepenuhnya meninggalkan eksplorasi ruang angkasa, tidak akan berkembang dalam skala yang cukup besar untuk melakukan kontak dengan bumi.
Banyak tantangan praktis yang disajikan oleh perjalanan antarbintang, alien mungkin benar-benar berkunjung secara rahasia atau datang ke bumi terlalu cepat, atau manusia yang terlalu dini, dalam kehidupan alam semesta untuk kontak secara langsung.
Hipotesis lain tentang keberadaan alien yang tidak pernah mengunjungi Bumi dijelaskan juga dalam studi yang diterbitkan 4 April di The Astrophysics Journal.
Hipotesis ini menunjukkan skala alam semesta yang tipis mengartikan dibutuhkan waktu selama 400.000 tahun agar sinyal yang dikirim oleh satu spesies maju dapat diterima oleh spesies lain, skala waktu yang jauh lebih besar daripada yang singkat.
Baca juga: Bisakah Teleskop Luar Angkasa James Webb Deteksi Kehidupan Alien?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.