Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/05/2022, 13:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Amputasi (pemotongan anggota badan, terutama kaki dan tangan) merupakan komplikasi utama penyakit diabetes

Bagi penderita diabetes, kemungkinan besar dokter akan merekomendasikan agar memeriksakan kondisi kaki secara rutin. 

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mencegah komplikasi amputasi terjadi.

Mengapa diabetes bisa menyebabkan amputasi?

Dilansir dari Healthline, dalam beberapa kasus, diabetes dapat menyebabkan penyakit arteri perifer (PAD). 

PAD menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengurangi aliran darah ke kaki. 

Baca juga: Aktris Senior Mieke Wijaya Meninggal Dunia karena Diabetes, Kenali Tanda Awalnya

Ini juga dapat menyebabkan kerusakan saraf, yang dikenal sebagai neuropati perifer, yang bisa mencegah seseorang dari rasa sakit.

Jika tidak bisa merasakan sakit, luka mungkin tidak dapat disadari sehingga area luka terus berkembang yang menyebabkannya tumbuh dan terinfeksi.

Berkurangnya aliran darah juga dapat memperlambat penyembuhan luka.

Kondisi ini dapat membuat tubuh kurang efektif dalam melawan infeksi. 

Akibatnya, luka mungkin tidak bisa sembuh. Kerusakan atau kematian jaringan (gangren) dapat terjadi, dan infeksi yang ada dapat menyebar ke tulang.

Baca juga: 6 Manfaat Tempe, Turunkan Kolesterol dan Diabetes hingga Antivirus HIV

Jika infeksi tidak dapat dihentikan atau kerusakan tidak dapat diperbaiki, amputasi mungkin diperlukan. 

Amputasi yang paling umum pada penderita diabetes adalah amputasi jari kaki, kaki, dan tungkai bawah.

Apakah setiap penderita diabetes berisiko diamputasi?

Pada tahun 2010, 73.000 orang dewasa di Amerika yang menderita diabetes dan berusia di atas 20 tahun menjalani amputasi.

Jumlah ini memang tampak banyak, tetapi amputasi hanya merupakan persentase kecil dari lebih dari 29 juta orang di Amerika Serikat dengan diabetes.

Manajemen diabetes dan perawatan kaki yang lebih baik telah menyebabkan amputasi tungkai bawah berkurang setengahnya selama 20 tahun terakhir.

Baca juga: Mengenal Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2, Apa Bedanya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com