Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2022, 21:22 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Seekor ular konstriksi seperti boa atau sanca tidak menggunakan bisa untuk membunuh mangsanya.

Dengan tubuhnya yang besar, ular sanca membuat mangsanya mati lemas sebelum ia makan.

Ular sanca menggunakan momentum serangannya untuk membuat lilitan di sekitar tubuh mangsanya. 

Kemudian, sanca akan meremas mangsanya dengan kuat. Setiap kali mangsanya menghembuskan napas, ular tersebut meremas lebih kencang hingga mangsanya tidak bisa lagi bernapas.

Hal lain yang menakjubkan dari cara ular sanca membunuh mangsanya adalah bagaimana ular tersebut mengetahui korbannya sudah mati lemas.

Baca juga: Ular King Cobra Berisiko Punah, Apa Penyebabnya?

Dilansir dari National Geographic, Scott Boback dari Dickinson College berhasil menjawab pertanyaan tersebut. 

Melalui lilitan yang kuat dan tebal, ular sanca dan boa dapat merasakan detak jantung kecil mangsanya. Ketika jantung berhenti, ular sanca pun mulai rileks.

Hampir tidak mungkin untuk mengukur detak jantung tikus hidup ketika sedang dihancurkan oleh ular, jadi Boback memilih alternatif yang cukup ekstrem.

Boback memasang tubuh tikus mati dengan jantung buatan, yakni dua bola lampu kecil berisi air yang terhubung ke pompa, dan sensor tekanan untuk mengukur tekanan ular. 

Dengan cara ini, Boback bisa mengisolasi pengaruh detak jantung dan ia tidak perlu khawatir tentang gerakan lain yang mungkin membingungkan hasilnya, seperti otot yang kembung atau napas yang panik.

Baca juga: Banyak Ular Kobra yang Jadi Hewan Kanibal, Begini Penjelasan Peneliti

Boback dengan jelas menunjukkan bahwa ular sanca dengan halus menyesuaikan lilitannya dengan detak jantung mangsanya. 

Jika jantung buatan itu berdetak, ular sanca itu melilit tikus selama dua kali lebih lama dan dengan tekanan dua kali lebih kuat daripada saat jantungnya diam.

Sementara itu, ular sanca terus mengencangkan lilitannya sedikit demi sedikit. 

Jika Boback menghentikan jantungnya setelah 10 menit, ular sanca berhenti melilit beberapa menit kemudian.

Beberapa ular boa Boback ditangkap di alam liar, tetapi yang lain dibesarkan di penangkaran dan selalu hidup dengan pola makan tikus mati. 

Mereka belum pernah membunuh korban dengan detak jantung yang sebenarnya sebelumnya, tetapi mereka merespons detak buatan dengan cara yang sama seperti ular liar. 

Baca juga: Kenapa King Cobra Dijuluki Ular Terpintar di Dunia?

Namun, ular di penangkaran menggunakan lebih sedikit tekanan daripada yang liar. 

Ini menunjukkan bahwa pembatas memiliki kemampuan bawaan untuk bereaksi terhadap jantung korban, tetapi pengalaman memberi tahu mereka seberapa kuat mereka harus melakukannya.

Saat meremas mangsanya, ular membutuhkan banyak energi. Metabolisme ular pun dapat meningkat tujuh kali lipat, dan selama itu, ia rentan terhadap serangan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com