Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/05/2022, 16:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker payudara menempati urutan kedua penyebab kematian tertinggi di Indonesia, terutama bagi para perempuan.

Deteksi dini adalah salah satu upaya yang sangat diperlukan, untuk bisa mencegah kanker payudara yang terlambat disadari. Dengan melakukan deteksi dini, maka kanker payudara pun akan bisa ditemukan lebih awal.

Sayangnya, menurut studi hanya ada 5 persen perempuan di Indonesia yang mengetahui pemeriksaan dini kanker payudara, seperti pemeriksaan dengan mamografi.

Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.

Baca juga: Kisah Ajeng Stephanie, Menang Melawan Kanker Payudara 2 Kali

Sedangkan, untuk jumlah kematian akibat kanker payudara mencapai lebih dari 22 ribu kasus.

"Deteksi dini kanker payudara dapat meningkatkan prognosis dan mengurangi biaya pengobatan," ujar Dokter Spesialis Bedah dr Rika Lesmana, SpB, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (1/5/2022).

"Contohnya pada pasien dengan kanker payudara yang telah masuk stadium 1 dan 2, sekitar 70 persen dapat terhindar dari kemoterapi. Sehingga deteksi dini sangatlah penting," lanjut dia.

Adapun deteksi dini kanker dapat dilakukan dengan metode SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), maupun SADANIS (pemeriksaan payudara klinis).

Namun, SADARI hanya dapat mendeteksi jika kanker sudah berkembang, sehingga menunjukkan gejala yang muncul seperti benjolan di bawah kulit.

Oleh sebab itu, diagnostik klinis seperti mamografi ataupun ultrasound tetap diperlukan di samping pemeriksaan sendiri untuk mendeteksi kanker payudara.

“Pada stadium awal, deteksi dini dapat meningkatkan kemungkinan kesembuhan pasien. Bagi dokter, keakuratan hasil deteksi dini akan membantu menentukan penanganan yang tepat bagi pasien," jelas Dokter Spesialis Bedah Onkologi Brawijaya Hospital - Saharjo, dr Bob Andinata, SpB.Onk.

Baca juga: Vaksin Kanker Payudara Pertama Mulai Diuji Klinis di Amerika

 

Kombinasi metode deteksi dini kanker payudara

Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Radiologi dr Semuel Manangka, SpRad(K) RI, menyampaikan bahwa perempuan memiliki tipe jaringan payudara yang berbeda-beda.

Sebagian perempuan memiliki jaringan dense breast , sedangkan lainnya memiliki jaringan fatty breast. Pemeriksaan dengan mamografi dan ultrasound, kata dia, membantu dokter menegakkan diagnosis agar lebih akurat.

"Ini karena ada data yang menunjukkan mamografi sulit mendeteksi 1 dari 3 kanker payudara pada jaringan dense breasts, sehingga kombinasi deteksi akan lebih baik," papar Semuel.

Baca juga: Belajar dari Kondisi Robby Purba, Waspadai 4 Gejala Kanker Payudara pada Pria

Presiden Direktur Brawijaya Hospital - Saharjo, dr Chammim, SpOG (K), mengatakan pihaknya telah meluncurkan perangkat portabel teknologi terbaru dengan menggunakan Invenia™ ABUS 2.0.

“Pada stadium awal, deteksi dini dapat meningkatkan kemungkinan kesembuhan pasien. Bagi dokter, keakuratan hasil deteksi dini akan membantu menentukan penanganan yang tepat bagi pasien," tutur Chammim. 

Perangkat berteknologi terbaru tersebut terpasang di Brawijaya Hospital – Saharjo, dan tersedia dalam bus khusus pemeriksaan deteksi dini kanker payudara.

Nantinya, bus khusus dapat berkeliling untuk menjangkau lebih banyak perempuan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara.

"Jika digunakan bersama dengan mamografi, Invenia™ ABUS 2.0 dapat mendeteksi lebih dari 37 persen kanker payudara, bahkan pada perempuan dengan jaringan dense breast," terang Semuel.

Selain itu, pihaknya juga menyediakan edukasi di bus khusus pemeriksaan deteksi dini kanker payudara dan di rumah sakit.

"Dengan edukasi, perempuan Indonesia dapat mengetahui pentingnya deteksi dini, mengetahui gejala, faktor risiko dan penangan kanker payudara. Dengan demikian, semakin banyak perempuan Indonesia yang terlindungi dari kanker payudara," ucap Chammim.

Sementara ini, masyarakat dapat melakukan pemesanan untuk menjalani pemeriksaan kanker payudara di bus maupun di rumah sakit, dengan menghubungi Halo Brawijaya Hospital di nomor 150-160.

Kemudian, masyarakat juga bisa mengundang bus khusus pemeriksaan deteksi dini kanker payudara untuk mengunjungi lingkungannya melalui kontak tersebut.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Kanker Payudara yang Wajib Diketahui

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com