KOMPAS.com- Tengah malam menjelang dini hari nanti, ada fenomena puncak hujan meteor Lyrid yang bisa Anda saksikan bersama dengan keluarga di rumah.
Hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor tahunan yang titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat Vega, bintang paling terang di konstelasi Lyra.
Astronom Amatir Indonesia sekaligus Pembimbing dan Pendamping Forum Kajian Ilmu Falak (FKIK) Gombong dan Majelis Kajian Ilmu Falak (MKIF) Kebumen Jawa Tengah, Marufin Sudibyo menyampaikan, fenomena puncak hujan meteor Lyrid ini sudah bisa terjadi mulai malam sampai diri hari besok, 21-22 April 2022.
Dilansir laman NASA, hujan meteor Lyrid adalah salah satu hujan meteor tertua yang diketahui. Fenomena hujan meteor Lyrid telah diamati selama 2.700 tahun.
Penampakan Hujan Meteor Lyrid pertama yang tercatat kembali ke 687 SM oleh seorang penduduk China.
Baca juga: Malam Ini Puncak Hujan Meteor Lyrid, Berikut 3 Fakta Menariknya
Hujan meteor Lyrid dikenal dengan meteor yang cepat dan terang, meskipun tidak secepat atau sebanyak Perseid yang terlihat pada bulan Agustus.
Marufin mengatakan, hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor yang terkenal karena meteor-meteornya bersumber dari remah-remah komet Thatcher.
Komet Thatcher adalah sebuah komet yang memiliki periode sangat panjang, dengan periode orbit 415 tahun.
Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet yang bernama Comet C/1961 G1 Thatcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80 derajat dengan bidang sistem tata surya.
Hujan meteor ini sudah ada dan teramati sejak 2600 tahun yang lalu sehingga hujan meteor ini merupakan hujan meteor yang paling lama keberadaannya dibandingkan dengan hujan meteor yang lainnya.
Intensitas hujan meteor Lyrid bisa mencapai 100 meteor per jam. Fenomena penampakan hujan meteor yang lebat ini terjadi pada 1803 (Virginia), 1922 (Yunani), 1945 (Jepang), dan 1982 (AS).
Baca juga: Fenomena Langit Januari 2022: Puncak Hujan Meteor Quadrantid hingga 2 Asteroid Dekat Bumi