KOMPAS.com - Bakteri Salmonella belakangan ini ramai diperbincangkan masyarakat, setelah ditemukan dalam salah satu produk cokelat terkenal Kinder Joy. Infeksi Salmonella pada tubuh dapat menyebabkan keracunan hingga sakit pencernaan.
Akibat temuan bakteri tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik peredaran jajanan ini mulai 11 April lalu, setelah sebelumnya beberapa negara lain juga menarik peredaran produk Kinder.
Salmonella merupakan bakteri yang dapat menyebabkan gejala seperti demam, keram perut, dan diare. Bakteri ini bisa menyerang hewan dan manusia.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengungkapkan, bakteri Salmonella dapat mencemari makanan termasuk telur, ayam, dan produk susu.
“Tetapi buah dan sayuran juga dapat terkontaminasi jika telah bersentuhan dengan ternak, kotoran hewan, atau air yang tidak diolah,” ujar Zubairi kepada Kompas.com, Rabu (20/4/2022).
Baca juga: Mengenal Bakteri Salmonella, yang Sebabkan Cokelat Kinder Joy Ditarik Sementara oleh BPOM
Ia menambahkan, masa inkubasi bakteri Salmonella cukup singkat, sekitar 6 jam. Saat bakteri memasuki tubuh, lanjut dia, pasien bisa mengalami diare dan panas selama sepekan.
“Bakteri ini salah satu yang menyebabkan penyakit demam tifoid alias tipes,” tutur Zubairi.
Menurut dia, banyak pasien dengan demam tipes sampai harus dirawat inap di rumah sakit. Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tipes akibat Salmonella menyebabkan kematian pada sekitar 400 orang per tahun.
Untuk pengobatannya, sebagian besar pasien tipes memerlukan antibiotik.
“Kalau di Indonesia memang yang paling sering diberikan adalah ciprofloxacin, dionicol, atau yang lainnya,” jelas Zubairi.
Dalam hal menghindari infeksi Salmonella, dapat dipastikan kebersihan tangan dan peralatan dapur, serta menghindari bercampur dengan makanan orang lain jika memungkinkan.
Inkubasi Salmonella?
Cukup pendek, sekitar enam jam. Ketika bakteri ini memasuki tubuh, pasien bisa mengalami diare dan panas selama sepekan. Bakteri ini salah satu yang menyebabkan penyakit demam tifoid alias tipes.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) April 16, 2022
Baca juga: Diduga Ada Bakteri Salmonella di Telur Cokelat Kinder, Ketahui Gejala Infeksi Salmonella
Dikutip dari Mayoclinic, infeksi bakteri Salmonella biasanya tidak mengancam jiwa, tetapi pada orang tertentu, terutama bayi dan anak kecil, orang tua, penerima transplantasi, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, perkembangan komplikasi dari infeksinya bisa berbahaya.
Adapun beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat infeksi ini meliputi:
- Dehidrasi
Apabila tidak bisa minum cukup untuk mengganti cairan yang hilang dari diare yang terus menerus, maka mungkin akan mengalami dehidrasi. Tanda-tanda yang dialami tubuh saat terpapar Salmonella, yang harus diwaspadai meliputi:
Baca juga: Apa itu Salmonella dan Bagaimana Cara Mencegah Infeksinya?
- Bakteremia
Jika infeksi bakteri Salmonella memasuki aliran darah (bakteremia), maka dapat menginfeksi jaringan di seluruh tubuh, termasuk:
- Artritis reaktif
Orang yang terpapar bakteri Salmonella ini memiliki risiko lebih tinggi terkena artritis reaktif atau dikenal sindrom Reiter. Biasanya artritis reaktif akan menyebabkan iritasi mata, buang air kecil yang menyakitkan, dan sakit sendi.
Baca juga: Kenali Gejala Keracunan Bakteri Salmonella
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.