Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RS Pondok Indah Group

RS Pondok Indah Group adalah grup rumah sakit swasta yang mengelola tiga rumah sakit, yakni RS Pondok Indah - Pondok Indah, RS Pondok Indah - Puri Indah, dan RS Pondok Indah - Bintaro Jaya. Ketiga rumah sakit ini didukung para dokter ahli dari berbagai disiplin ilmu serta mengadopsi teknologi medis terkini untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan terdepan.

Anak Sering Main Game Online, Apa Dampaknya pada Tumbuh Kembang?

Kompas.com - 18/04/2022, 16:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Baru Jadi Ortu

Waswas soal tumbuh kembang si kecil?

Sigap konsultasi ke dokter anak via Kompas.com

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat anak-anak tak lagi bermain di luar rumah bersama teman-temannya, melainkan bermain game online, bahkan hingga berjam-jam.

Kebiasaan anak bermain game online ini apakah akan memengaruhi tumbuh kembangnya?

Terkait hal itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial RS Pondok Indah, dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A (K) mengatakan, bahwa pertimbangan mengenai apakah bermain game online itu akan menjadi baik atau buruk untuk anak, tergantung pada usia, jenis dan isi game, serta bagaimana, dan berapa lama game tersebut dimainkan.

Baca juga: Video Viral Ayah Marahi Kasir Indomaret, Ini Kriteria Kecanduan Game

“Perkembangan otak anak, terutama pada tahun-tahun awal kehidupan, mendapat jauh lebih banyak manfaat dari stimulasi yang bersifat pengalaman sehari-hari yang dialami atau dilakukan langsung,” ujar dr Catharine kepada Kompas.com.

Menurutnya, dalam pengalaman tersebut anak mendapat berbagai input sensori secara simultan, serta mendapat kesempatan berekspresi dan berkomunikasi, terutama apabila didampingi orangtua, pengasuh, atau teman, dan saudara.

Sementara, ketika anak bermain game online, anak berkomunikasi dengan anak lain tapi di dalam ruang lingkup secara online.

“Ini membuat interaksi dengan lingkungan sekitar menjadi jauh berkurang dan anak cenderung pasif atau kurang beraktivitas fisik,” kata dr Catharine.

Lebih lanjut ia mengatakan, ketika anak bermain game terlalu lama, terlalu sering, maupun terlalu intens sehingga tampak tanda adiksi atau kecanduan, maka umumnya sudah timbul pula tanda gangguan.

“Baik gangguan dalam atensi atau kognisi, maupun juga dalam hal neurobiologi otak, serta fungsi sosial dan aktivitas kemandirian hidup sehari-hari anak. Ingat, masih ada dampak screen time terlalu banyak yang juga kurang baik untuk kesehatan mata anak,” jelasnya.

Baca juga: 5 Manfaat Bermain Video Game yang Terbukti secara Ilmiah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com