Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Anak Krakatau Alami Erupsi Lagi, Begini Sejarah Letusannya

Kompas.com - 18/04/2022, 13:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi pada Minggu (17/4/2022) pukul 21.15 WIB. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 40 detik.

Erupsi yang terjadi menghasilkan kolom abu setinggi ± 800 meter di atas puncak atau ± 957 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau hari ini, Senin (18/4/2022) masih terus diamati.

Atas kejadian erupsi Gunung Anak Krakatau ini, masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.

Sejarah Gunung Anak Krakatau

Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), kawasan Selat Sunda menjadi kawasan yang sering mengalami bencana akibat Gunung Krakatau.

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau, Begini Analisis PVMBG dan Magma Indonesia

Dalam sejarah erupsi Gunung Anak Krakatau, tercatat bahwa letusan gunung berapi paling fenomenal pernah terjadi tahun 1883 itu, melontarkan remah vulkanik dengan volume 18 km kubik, tinggi asap 80 km dan menimbulkan gelombang tsunami setinggi 30 meter di sepanjang pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung.

Dalam laporan resmi pemerintah Hindia-Belanda, sebanyak 36.417 orang meninggal dunia akibat peristiwa ini.

Dituliskan dalam laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kegiatan vulkanik Gunung Krakatau berhenti tahun 1681. Setelah beristirahat kurang lebih 200 tahun, Krakatau kembali memperlihatkan kegiatannya.

Krakatau kembali tenang mulai Februari 1884 sampai Juni 1927. Pada 11 Juni 1927, erupsi yang berkomposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau, yang dinyatakan sebagai kelahiran Gunung Anak Krakatau.

Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda ini, tumbuh mulai 20 Januari 1930. Akibat letusan-letusannya, gunung berapi ini tumbuh semakin besar dan tinggi, membentuk kerucut yang sekarang mencapai tinggi sekitar 300 meter dari muka laut. Selain bertambah tinggi kerucut tubuhnya, gunung ini juga memperluas wilayah daratannya.

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau, Ini Daftar Gunung Masuk Level Waspada

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com